BeritaDaerahKeagamaanKlungkungLingkungan HidupSosial

Yusdi Diaz Minta Kepolisian Tindak Tegas Oknum NTT Bikin Rusuh di Bali

Jbm.co.id-KLUNGKUNG | Masyarakat Bali sangat terbuka dan toleran atas kehadiran masyarakat luar, baik mencari kerja maupun bersekolah untuk menimba ilmu di Bali.

Namun, akhir-akhir ini, kerukunan umat beragama mulai terusik dan membuat resah, akibat ulah beberapa oknum anak-anak NTT di Bali. Akibatnya, seringkali terjadi gesekan-gesekan di kalangan akar rumput masyarakat.

Untuk itu, Pengurus Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FK PEN) Bali menghimbau anggotanya, terutama anak-anak NTT, seperti di kampungnya sendiri, ada pendatang yang berbuat aneh-aneh pasti tidak berkenan. Maka berlakulah demikian.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Yosep Yulius Diaz yang akrab disapa Yusdi Diaz selaku Pengurus Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FK PEN) Bali, saat diwawancarai awak media disela-sela acara Dialog Tokoh Lintas Agama dan Tokoh Adat Provinsi Bali tahun 2025 di Puri Den Bencingah Semarapura, Kabupaten Klungkung, Rabu, 14 Mei 2025.

Tak hanya itu, Yusdi Diaz juga menegaskan, agar saudara-saudara NTT, terutama mereka yang baru datang ke Bali dan belum mengenal adat istiadat Bali diharapkan berbaur untuk ikut serta dalam Paguyuban-Paguyuban agar menemukan kebahagiaan dan kebersamaan.

“Khan kita juga tidak suka, jika ada orang yang tidak sesuai dengan adat istiadat setempat. Jadi, kita semua harus menghormati dan mensyukuri keindahan Bali berkah Yang Maha Kuasa, agar hidup rukun,” kata Yusdi Diaz yang juga Ketua Umum Rumah Besar Flobamora Indonesia (RBFI) periode 2024-2029.

Selain itu, Yusdi Diaz juga mengajak anak-anak NTT beserta senior-senior dan juga para pengurus Paguyuban Etnis Nusantara (PEN) yang sudah berkeluarga di Bali untuk mengingatkan saudara-saudaranya untuk selalu hidup rukun dan meningkatkan toleransi antar umat beragama sebagai modal dasar hidup di Bali yang berdasarkan pariwisata.

“Kepada pihak kepolisian, jika ada oknum yang membuat kerusuhan, kami minta ambil saja pak dan segera ditindak tegas, karena kalau dibiarkan itu akan memberikan efek tular menular kepada yang lainnya,” tegas Yusdi Diaz, yang juga mantan Ketua Flobamora Bali periode 2011-2023.

Patut diketahui, bahwa Diaspora NTT terbagi dua grup di Bali, yakni mereka tergabung dalam Paguyuban yang dinamakan Flobamora dan mereka yang datang tidak bergabung dalam Paguyuban.

Jika mereka bergabung didalam Paguyuban Flobamora, biasanya mereka malu dengan saudara-saudaranya yang lainnya dan saling mengingatkan satu sama lainnya.

Namun, mereka yang belum atau tidak mau bergabung dalam Paguyuban Flobamora Bali, diharapkan menyesuaikan dengan adat istiadat di Bali, meski ada gesekan dianggap wajar, tapi jika terus menerus menjadi headline pemberitaan media juga dianggap tidak baik.

“Jangan akibat perbuatanmu semua namanya jelek. Saya warga Bali, ayah dari NTT dan ibu dari Bali serta besar di Bali. Saya cinta Bali, cinta NTT dan cinta Indonesia. Jadi, kita disini selamanya harus rukun dan baik-baik saja,” kata Yusdi Diaz, yang juga mantan Ketua Umum IKB Flobamora Bali selama 4 periode. (ace).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button