BeritaDaerahDenpasarPendidikan

Tegas!!! ITB STIKOM Bali Tidak Ada Kaitan dengan STIKOM Bandung

Jbm.co.id-DENPASAR | Nama STIKOM menjadi rancu, saat Lembaga Pendidikan Tinggi di luar Bali juga menggunakan nama STIKOM. Kerancuan nama itu dirasa mengganggu eksistensi ITB STIKOM Bali.

Demikian disampaikan Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, saat menyampaikan klarifikasi di Kantor ITB STIKOM Bali, Denpasar, Sabtu, 25 Januari 2025.

“Saya tegaskan itu tidak ada kaitannya ITB STIKOM Bali dengan STIKOM Bandung, karena STIKOM Bali ini Institut Teknologi dan Bisnis, sedangkan STIKOM Bali itu merek,” kata Dadang Hermawan.

Advertisement

Awalnya, STIKOM disebutkan memang Komputer, tapi sekarang sudah menjadi merek dan sudah didaftarkan di Kementerian Hukum Bali.

Sedangkan, lembaga pendidikan lain yang pakai nama STIKOM berarti Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi.

“Jadi, yang dipatenkan itu nama STIKOM Bali bukan ITB STIKOM Bali, karena dari dulu khan STIMIK STIKOM Bali. STIMIK itu khan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer dan STIKOM Bali itu adalah merek, yang kemudian menjadi ITB STIKOM Bali,” tegasnya.

Dipaparkan, bahwa ITB STIKOM Bali berada dibawah Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) dan menaungi empat Perguruan Tinggi, yakni, ITB STIKOM Bali di Renon, Denpasar, Politeknik Nasional (Polnas) di Tanjung Bungkak, Denpasar, Politeknik Ganesha Guru di Singaraja dan Universitas Teknologi Bandung (UTB), yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.

“Itu ada 4 Perguruan Tinggi, diluar itu, tidak ada lagi Perguruan Tinggi lain dibawah STIKOM Grup yang dinaungi Yayasan Widya Dharma Shanti,” terangnya.

Bahkan, disebutkan, ITB STIKOM Bali memiliki tiga kampus yang semuanya berada di wilayah Bali, yaitu di Renon, Denpasar, Jimbaran dan Abiansemal.

“Jadi, sekali lagi ITB STIKOM Bali tidak ada kaitannya dengan Sekolah Tinggi Komunikasi Bandung,” tegasnya.

Apalagi, Yayasan Widya Dharma Shanti didirikan pada 20 Mei 2001. Yayasan itu menjadi cikal bakal berdirinya ITB STIKOM Bali beserta lembaga pendidikan lainnya.

Dadang mengatakan, nomenklatur STIKOM Bali sesuai yang terdaftar di Kementerian Pendidikan Tinggi pada saat itu, memang Ilmu Komunikasi.

Namun, dari awal lembaga yang berpusat di kawasan Renon, Denpasar itu mengajarkan Ilmu Komputer.

“Tapi di masyarakat lain kondisinya, Kom itu mengacu pada Komputer, selanjutnya kita pakai nama resmi STIKOM Bali sampai sekarang,” paparnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, diajukan kembali izin pendirian Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, sehingga pada tanggal 10 Agustus 2002 keluarlah izin Institut dengan Nomor 157/D/O/2002.

Meski demikian, secara garis besar di Indonesia terdapat 6 jenis Perguruan Tinggi, yang mulai dari Akademi Komoditas yang paling baru, menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2000 tentang Pendidikan Tinggi.

Kemudian, kedua Akademi, yang ketiga, Politeknik, keempat namanya Sekolah Tinggi dan kelima Institut serta keenam disebut Universitas.

“Nah, dulu pada saat STIKOM BALI berdiri namanya kami itu STIMIK STIKOM Bali, maunya kami itu STIKOM Bali aja, tapi oleh DIKTI tidak diperbolehkan, karena STIKOM Bali itu, KOM itu Komunikasi bukan Komputer,” urainya.

Meski demikian, pihaknya selalu berorientasi pada keinginan masyarakat, yang lebih gamblangnya kebutuhan pasar, sehingga nama STIKOM menjadi Komputer, karena jarang sekali menggunakan sebutan Komunikasi.

“Jadi, waktu itu ada STIKOM Balikpapan itu sebagai kakaknya daripada STIKOM Bali yang didirikan diluar dari pak Satria Darma, yang kemudian juga ada STIKOM Surabaya. Nah, kemudian, karena kami disitu dua-duanya untuk Komputer itu. Padahal, sebetulnya resminya STIKOM itu Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi, itu resmi dari Dikti, tapi intinya sesuai kondisinya, Kom itu jadi Komputer, sehingga kami berdiri STIMIK STIKOM Bali,” jelasnya.

Oleh karena terlalu panjang, maka disingkat saja STIKOM Bali, yang hingga kini terus dipakai.

Seiring perjalanan waktu, lanjutnya ITB STIKOM Bali masih tetap bertahan. Sementara, STIKOM Balikpapan sudah berubah menjadi Universitas Mulia dan STIKOM Surabaya juga sudah terseret dan tergerus, sehingga nama STIKOM hanya ada di Bali.

“Jadi, STIKOM Surabaya sudah berubah, sudah tak ada. Termasuk juga saingan kita, STIKOM Indonesia sudah tidak ada dan tidak pakai lagi, karena mohon maaf selalu mengaku adiknya STIKOM Bali,” tambahnya.

Soal kejadian STIKOM Bandung diakui diluar nalar, lantaran sebuah Sekolah Tinggi atau Perguruan Tinggi bisa berbuat seperti itu.

Apalagi, ada ijazah tanpa kuliah dan juga ijazah tanpa PIN atau Penomoran Ijazah Nasional.

“Di ijazah itu sekarang harus ada PIN atau Penomoran Ijazah Nasional, itu semuanya, apalagi sekarang kalau tidak ada itu, berarti tidak sah ijazah. Jadi, itu sudah dikendalikan Dikti.
Jadi, karena ada PIN semua Perguruan Tinggi dipantau oleh Dikti. Misalnya, pak Made Arsana mau minta PIN, lihat masuknya kapan, semester satu, semester dua dan seterusnya, itu ada daftarnya, sehingga setelah bersyarat baru keluar PIN,” paparnya.

Atas kejadian di STIKOM Bandung, lanjutnya tanpa PIN justru keluar ijazah, yang menyebabkan beritanya viral hingga saat ini.

“Jadi, saya tegaskan, bahwa itu tidak ada kaitannya STIKOM Bali dengan STIKOM Bandung. Jika STIKOM Bali itu adalah Institut Teknologi dan Bisnis, STIKOM Bali itu merek, yang awalnya Komputer, tapi sekarang menjadi merek dan sudah didaftarkan ke Kemenkumham Bali. Kemudian, STIKOM Bandung itu Sekolah Ilmu Komunikasi Bandung,” pungkasnya. (ace).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button