Hati-Hati “Punyah” Kekuasaan, Mangku Pastika Tegaskan Pemimpin Bali Harus Berkarakter dan Bermoral
Jbm.co.id-DENPASAR | Karakter asli seseorang dapat diuji, dengan diberikan kekuasaan, kekayaan dan kemuliaan.
Sesuai Filsafat Hidup, kekuasaan itu diibaratkan seperti sebotol anggur yang manis, tapi memabukkan.
Jika anggur diminum sedikit demi sedikit sesuai aturan akan berfungsi untuk kesehatan tubuh. Namun, jika enaknya, yang kemudian diminum sekaligus sebotol terlalu banyak, maka berakibat punyah atau mabuk.
Demikian disampaikan Tokoh Bali Komjen Pol (Purn) DR. Mangku Pastika, MM., yang juga Mantan Gubernur Bali dua periode 2008-2018 dan Mantan DPD RI Dapil Bali, saat dikonfirmasi awak media, usai Diskusi Interaktif “PODCAST” Gong Demokrasi di Studio Nusa Bali, Denpasar, Rabu, 20 November 2024.
Oleh karena itu, Mangku Pastika mengingatkan pentingnya karakter dan moralitas seorang pemimpin Bali.
Apalagi, masyarakat Bali memilih Pemimpin Bali itu harus diperhatikan rekam jejak yang pernah dilakukan masa silam, agar tidak menyesal atas pilihannya pada masa mendatang.
“Jadi, kekuasaan seperti itu. Oleh karena itu, hati-hati juga memegang kekuasaan, yang dasar moralnya harus baik,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjutnya Pilkada Serentak, khususnya Pilgub Bali 2024 dilakukan secara demokratis yang mampu menyelesaikan masalah Bali dalam menghadapi isu Over Tourism, soal sampah dan air bersih, termasuk perilaku tak pantas turis saat berlibur ke Bali.
“Sebelumnya, Kepemimpinan Bali meninggalkan APBD Bali yang tidak baik-baik saja. Bahkan, APBD Bali mengalami defisit dan berhutang cukup besar. Hal ini yang harus diperhatikan masyarakat Bali untuk memilih Pemimpin Bali kedepan,” pungkasnya. (ace).