Ketua Komisi II DPRD Pacitan: Agar Guru Dapat Meningkatkan Inovasi Dalam Memberikan Pembelajaran Tentang Pancasila Dengan Beberapa Cara Seperti Metode Pembelajaran Interaktif
"Guru dapat membuat pembelajaran tentang Pancasila lebih menarik dan efektif, serta meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila"

Pacitan,JBM.co.id-Seiring momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2025, Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, mengusulkan kembali, penambahan mata pelajaran terkait Pancasila dalam kurikulum pembelajaran di sekolah.
Mata pelajaran yang diusulkan tersebut seperti Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Pelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan peran Pancasila dalam kemerdekaan.
Yang kedua adalah Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Pelajaran PMP ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan meningkatkan kesadaran moral.
Serta Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi siswa dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Pendapat ini saya sampaikan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang Pancasila dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar dewan lima periode ini, Rabu (1/10/2025).
Politikus Demokrat ini menekankan, pengamalan Pancasila sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bertujuan meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
“Pengamalan Pancasila dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan kesatuan,” jelasnya.
Pengamalan Pancasila, sambung dia, juga dapat membentuk karakter bangsa yang kuat, jujur, dan berintegritas serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan mendorong perilaku yang positif dan konstruktif.
Rudi Han menegaskan, dengan pengamalan Pancasila, masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai seperti halnya ketuhanan yang maha esa. Menghormati dan menjalankan ajaran agama dengan baik.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu menghormati hak asasi manusia dan memperlakukan orang lain dengan adil dan beradab.
Persatuan Indonesia,.yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yaitu menghormati proses demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan sosial dan kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Dengan mengamalkan Pancasila, masyarakat dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.
Masih di kesempatan yang sama, Rudi Han juga menekankan agar guru dapat meningkatkan inovasi dalam memberikan pembelajaran tentang Pancasila dengan beberapa cara seperti metode pembelajaran interaktif.
Seperti diskusi, debat, dan proyek, untuk meningkatkan partisipasi siswa dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang Pancasila.
Penggunaan teknologi, seperti video, aplikasi, dan game, untuk membuat pembelajaran tentang Pancasila lebih menarik dan interaktif.
Mengundang narasumber dari masyarakat, seperti tokoh masyarakat atau aktivis, untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang Pancasila.
Tak kalah pentingnya pengembangan proyek berbasis masyarakat yang memungkinkan siswa untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dan penggunaan contoh kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari untuk mengilustrasikan penerapan nilai-nilai Pancasila.
“Inovasi dalam pembelajaran, guru dapat membuat pembelajaran tentang Pancasila lebih menarik dan efektif, serta meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila,” tukasnya. (Red/yun).



