
Pacitan,jbm.co.id- Serapan pupuk bersubsidi di Pacitan untuk kuota Tahun 2024, terbilang tinggi.
Rata-rata kelompok tani sudah menebus diatas 90 persen untuk semua jenis pupuk.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat, Sugeng Santoso mengatakan, untuk pupuk jenis urea serapan mencapai 93 persen lebih dari total kuota yang ada, dan NPK sebesar 94 persen. Sedangkan pupuk organik memang hanya dikisaran 60 persen.
“Rata-rata serapan pupuk cukup tinggi meskipun tidak mencapai 100 persen,” kata Sugeng, saat dikonfirmasi Jumat (17/1/2025).
Sugeng juga menyampaikan data berkaitan dengan alokasi pupuk Tahun 2024 dan penyalurannya. Yaitu:
1. Urea dengan alokasi 12.900 ton dan terserap sebanyak 11.916 ton atau sekitar 92, 374 persen. Sisa sebanyak 983,752 ton.
2. NPK dengan alokasi sebanyak 11.750 ton dan terserap sebanyak 11.105,337 ton atau sekitar 94,514 persen. Sisa sebanyak 644,663 ton.
3. NPK Formula Khusus dengan alokasi sebanyak 22,700 ton dan terserap sebanyak 15 ton atau sekitar 66,079 persen. Sisa sebanyak 7,7 ton.
“Jumlah seluruh alokasi yaitu 24.672, 700 ton dan terserap sebanyak 23.036,585 ton atau sekitar 93,369 persen. Sisa seluruh kuota yaitu 1.636,115 ton,” jelasnya.
Masih di kesempatan yang sama, pejabat eselon IIB ini mengungkapkan, ada beberapa hal yang memengaruhi kenapa kelompok tani tidak menebus seluruh kuota pupuk.
Yang pertama, lanjut Sugeng, karena kondisi keuangan masing-masing anggota kelompok tani. Selain itu, petani terdaftar namun mereka bepergian keluar daerah dan petani menyesuaikan kebutuhan karena mungkin mereka masih memiliki persediaan pupuk di tahun sebelumnya.
“Tahun 2024 lalu, serapan terendah ada di Kecamatan Tulakan. Selebihnya memang cukup tinggi,” sebut Sugeng.
Sebelum menutup pernyataannya, Sugeng juga mengatakan, untuk kuota pupuk Tahun 2025 juga sudah teralokasi. Yaitu:
1. Urea teralokasi sebanyak 12.552 ton dari usulan e-RDKK sebanyak 21.558,86 ton atau sekitar 58,22 persen.
2. NPK dari usulan e-RDKK sebanyak 23,01 ton terealisasi sebanyak 20,00 ton atau sekitar 86.91 persen.
3. NPK Formula Khusus, dari usulan e-RDKK sebanyak 4.190,02 ton terealisasi sebanyak
1.296 ton atau sekitar 30,93 persen.
4. Organik dari usulan e-RDKK sebanyak 40.180,05 ton terealisasi sebanyak 29.564,00 ton atau sekitar 73,58 persen.
“Kami gencar sosialisasikan ke seluruh kelompok tani agar mereka perlahan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan lebih memanfaatkan pupuk organik guna pengembalian kesuburan tanah.
Hal tersebut linier dengan program Presiden Prabowo yaitu ketahanan pangan dengan lebih memaksimalkan lahan pertanian masyarakat untuk terus ditanami,” pungkasnya. (Red/yun).