Sambut HUT ke-16, Komunitas MALUDONG Tetap Fokus Tangani Masalah Lingkungan dan Sampah

Jbm.co.id-DENPASAR | Komunitas MALUDONG berkomitmen terus meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di Bali.
Mengingat, permasalahan sampah menjadi program prioritas, dikarenakan selain tujuan destinasi wisata dunia, Bali juga sebagai pusat percontohan wilayah bebas sampah.
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16, Komunitas MALUDONG aktif bergerak menangani isu lingkungan dan sampah.
Untuk itu, Komunitas MALUDONG bakal melaksanakan sejumlah kegiatan, yang meliputi edukasi lingkungan, aksi bersih-bersih, seminar lingkungan, sosialisasi lingkungan, pembuatan Teba modern, pembagian bendera MALUDONG hingga art charity.
Menariknya, Nyampat diangkat sebagai tema HUT ke-16, yang mengandung filosofi seperti sapu lidi.
“Jika hanya sebatang lidi tidak bisa untuk menyapu, tapi kalau banyak lidi dan terikat menjadi satu maka pekerjaan akan cepat terselesaikan,” kata Founder MALUDONG, Komang Bemo, Senin, 14 April 2025.
Puncak perayaan akan digelar pada 17 April 2025 dengan kegiatan talkshow yang membahas permasalahan sampah di Provinsi Bali beserta penanganan efektif.
Dialog tersebut akan menjadi wadah diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menangani permasalahan lingkungan.
Tak hanya itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster juga akan memberikan arahan dan memimpin pelantikan pengurus baru MALUDONG, yang bakal menjadi garda terdepan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan edukasi lingkungan di Pulau Bali.
“Dengan kerjasama dan partisipasi aktif dari semua pihak, kita dapat menciptakan Bali yang bersih dan lestari,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya juga diisi acara teater Bagol yang menceritakan kilas balik tentang Komunitas MALUDONG, yang selanjutnya dilakukan kegiatan Workshop dibantu oleh pegiat-pegiat dari komunitas lingkungan lainnya serta ada penampilan acara musik dari seniman muda Bali.
Sementara itu, Ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Agustinus Apollonaris Klasa Daton menyebutkan 16 tahun bukan perjalanan mudah untuk tetap fokus pada isu lingkungan. Terlebih lagi, persoalan lingkungan sangat krusial untuk dituntaskan.
“Seharusnya, selama 16 tahun ini MALUDONG sudah menjadi komunitas yang besar dan diperhitungkan dalam menjawab isu lingkungan,” urainya.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Apollo menyoroti ketegasan pemerintah dalam menegakkan aturan bagi pelanggaran lingkungan yang dilakukan, baik individu maupun koorporasi.
Jika melanggar regulasi, lanjutnya pemerintah seharusnya menegakkan aturan dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggaran lingkungan.
“Intinya harus komitmen dan aksi nyata dalam menangani dan menyelesaikan isu lingkungan, terutama masalah sampah,” pungkasnya. (ace).