Ketua DPRD Bangli Geram Sampah Menumpuk Tak Terangkut, Meski Retribusi Sampah Sudah Terbayar

Jbm.co.id-BANGLI | Penumpukan sampah di sejumlah titik di Kota Bangli kembali terjadi, yang akhirnya memicu reaksi keras dari Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika.
Kekecewaan mendalam diungkapkan terhadap kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli, karena kondisi ini terjadi, meski masyarakat telah membayar retribusi sampah.
“Tidak ada alasan sampah menumpuk jika retribusi sudah terbayar. Ini merupakan ketidakadilan bagi masyarakat,” tegasnya.

Bahkan, Ketut Suastika mengingatkan alokasi anggaran untuk operasional DLH, termasuk BBM dan perawatan armada seharusnya menjamin kelancaran pengangkutan sampah.
“Penumpukan sampah yang berkepanjangan ini tidak dapat diterima,” kata Ketut Suastika.
Oleh karena itu, pihaknya sebagai Ketua DPRD Bangli menuntut transparansi penggunaan anggaran DLH serta penjelasan jelas mengenai permasalahan yang menyebabkan terganggunya pengangkutan sampah.
Selain itu, DPRD Bangli menuntut langkah konkret dan terukur dari DLH untuk mengatasi penumpukan sampah ini dengan cepat dan efektif.
“Perbaikan sistem pengangkutan sampah juga diperlukan agar merata ke seluruh wilayah, bukan hanya di ruas jalan utama,” terangnya.
Tak hanya itu, Ketua DPRD Bangli menekankan, bahwa kondisi ini bertentangan dengan program Pemprov Bali “Clean and Green” dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, khususnya pedagang dan pengunjung pasar.
Wayan Godog, seorang warga, menceritakan pengalamannya mengenai penumpukan sampah di setiap titik di Kota Bangli sampai 3 hari belum juga diangkut dan di pasar Kidul pada bulan Mei lalu mencapai tingkat yang sangat mengganggu.
“Penumpukan tersebut menciptakan genangan air, bau tidak sedap, dan menarik lalat, sehingga membahayakan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Begitu pula di beberapa lingkungan di kota, sampahnya sampai tiga hari tidak di angkut, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dengan bau yang tidak sedap jelas akan menggangu kesehatan.
“Virus juga akan mudah datang, karena bau tidak sedap terlebih sampah tersebut notabenya adalah sampah limbah dapur yang banyak sisa-sisa daging mentah maupun limbah lainnya,” kata Warga Kota.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis DLH) Kabupaten Bangli, Putu Ganda Wijaya menjelaskan bahwa kendala utama adalah purna tugas beberapa sopir dan perbaikan armada, sehingga pengganti sopir sudah ditunjuk.
Namun, bulan lalu pernyataan berbeda disebutkan, bahwa kesibukan Ganda Wijaya dalam agenda pemeriksaan BPK di Provinsi.
Disisi lain, juga diinformasikan, bahwa anggaran tahun 2025 dianggap cukup dan DLH telah mempersiapkan tambahan 4 armada motor Viar, untuk menangani sampah yang dibuang terlambat oleh warga.
Ketua DPRD Bangli menilai penjelasan yang beragam ini tidak memadai dan menuntut langkah yang lebih konkret, transparansi anggaran serta pengawasan yang lebih ketat, untuk mencegah terulangnya masalah penumpukan sampah. (S Kt Rcn).