Bangkitkan Olahraga, Kemenpora Bakal Bangun Standarisasi Sarana dan Prasarana Ramah Disabilitas

Jbm.co.id-BADUNG | Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI telah menyusun program Olahraga Disabilitas sebagai Rancangan Strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2025-2029.
Untuk itu, Kemenpora mengajak masyarakat Disabilitas untuk dapat bergerak, mau berolahraga.
Sesuai data BPS tahun 2021, Masyarakat Disabilitas yang berjumlah 22 juta orang, hanya 11,6 persen yang melakukan Olahraga dalam waktu 1 Minggu.
Melihat data BPS ini, tentunya Kemenpora bakal memikirkan program Olahraga yang tepat bagi para penyandang Disabilitas, untuk bisa mengajak mereka, minimal mau bergerak.
Demikian disampaikan Pelatih Disabilitas yang juga Analis Kebijakan Ahli Muda Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora, Irul Trishima Atias, usai resmi dibuka acara Talkshow oleh Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Ibnu Hasan di Ballroom Hotel Infinity 8, Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 88 A, Kabupaten Badung, Kamis, 19 Desember 2024.
“Dari rancangan strategis kita 2025-2029, sekitar 11,6 persen tersebut kita harapkan dibangkitkan di 2029 itu ada kenaikan menjadi 15 persen, Masyarakat Disabilitas yang melakukan Olahraga dalam seminggu terakhir,” kata Irul Trishima Atias.
Fungsinya seminggu terakhir disebutkan bisa menyadarkan para penyandang Disabilitas betapa pentingnya Olahraga yang berkaitan dengan kualitas kesehatan, baik orang Disabilitas maupun Non Disabilitas.
Untuk itu, Masyarakat Disabilitas diharuskan untuk bergerak dengan diperkenalkan sejumlah Cabang Olahraga mengarah kepada sosialisasi Olahraga Disabilitas melalui Kampanye secara menyeluruh di semua Provinsi se-Indonesia, agar bisa menyentuh semua lapisan Masyarakat Disabilitas.
“Ujung-ujungnya dari segi prestasi, Masyarakat Disabilitas yang mau bergerak dan berolahraga tentu saja bisa dilihat, apakah dia punya bakat, talent untuk dapat dibina oleh Pemerintah, baik Daerah hingga Pusat,” terangnya.
Untuk merealisasikan program Olahraga Disabilitas, lanjutnya Kemenpora bakal menyediakan sarana dan prasarana, terutama harus Ramah Disabilitas.
“Kami di Kemenpora bakal membuat standar-standar bersama Kementerian Pekerjaan Umum untuk bagaimana membuat standar sarana infrastruktur yang Ramah Disabilitas, Ramah Anak dan juga Ramah Lansia itu seperti apa,” ungkapnya.
Ketiga hal penting tersebut bakal disusun oleh Kemenpora RI sebagai acuan, untuk membangun sarana dan prasarana Olahraga Disabilitas sesuai dengan standarisasi.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang Ramah Disabilitas, Kemenpora berharap akan banyak Masyarakat Disabilitas yang mau datang untuk berolahraga, minimal mau bergerak.
“Itu bisa ke GOR atau ruang terbuka, biar mereka bisa melaksanakan Olahraga ringan maupun berat,” jelasnya.
Untuk itu, dalam bidang Olahraga juga diperlukan kesetaraan diantara Disabilitas atau Non Disabilitas.
Apalagi, di Indonesia belum adanya Training Camp khusus untuk atlet Disabilitas.
Untuk itu, Kemenpora RI bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum sedang melakukan proses pembangunan untuk Indonesia para Atlet Training Center yang dibangun di Karanganyar, Solo.
“Kami harapkan tahun depan bisa berjalan, disana akan dipergunakan sebagai Training Camp untuk para atlet Disabilitas kita untuk bisa dibina dalam persiapan, baik multi event maupun single event hingga target kita di Paralympic,” urainya.
Meski demikian, hingga saat ini sudah ada Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia yang juga berada di Solo sebagai
pembinaan usia dini, sejak SMP menjadi atlet-atlet yunior, yang didapatkan dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, atlet Disabilitas yang berlaga di ASIAN PARAGAME sudah beberapa kali bertahan menjadi Juara Umum, yang tentunya menjadi prestasi sangat luar biasa bagi Indonesia.
Namun, lanjutnya atlet Non Disabilitas belum tentu bisa mencapai Juara Umum pada Kejuaraan ASIAN PARAGAME.
Secara garis besarnya, Kemenpora RI sangat mengapresiasi atlet Disabilitas yang mampu menyamakan prestasi atlet Non Disabilitas.
“Mereka kita bina, diinapkan dan disekolahkan, beberapa atlet sudah memperlihatkan hasilnya. Itu ada yang sudah berkesempatan berlaga di ASEAN PARA GAME dan ASIAN PARAGAME,” pungkasnya.
Disebutkan, Talkshow Olahraga Disabilitas ini mengambil tema “Ramah Disabilitas adalah Tanggung Jawab Pemerintah dan Seluruh Lapisan Masyarakat”, dengan menghadirkan sejumlah Narasumber, yang meliputi Tenaga Ahli Menteri Kemenpora Ambarita Damanik, Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Norman Yulian, Analis Kebijakan Ahli Muda Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas, Irul Trishima Atias dan Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora Ibnu Hasan. (ace).