Berita

Ratusan Pedagang Tolak Revitalisasi Pasar Negara, Bupati Tamba Akan Kordinasi ke Pusat

JEMBRANA, jarrakposbali.com ! Rencana Pemkab Jembrana merevitalisasi Pasar Umum Negara rupanya mendapat sandungan dari para pedagang.

Ratusan pedagang yang yang kesehariannya mengais rejeki di pasar tua tersebut dengan tegas menolak rencana revitalisasi pasar Umum Negara.

Penolakan para pedagang tersebut terungkap saat Pemkab Jembrana yang dipimpin langsung Bupati Tamba menggelar sosialisasi rencana revitalisasi dengan ratusan pedagang di gedung kesenian IR Soekarno, Senin (5/6/2023).

Advertisement

Para pedagang khawatir setelah direvitalisasi, tidak ada warga yang mau berbelanja di pasar tersebut.

“Kami sangat menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melibatkan kami dalam perencanaan revitalisasi. Situasi yang ada di dalam pasar yang tahu, ya kami-kami ini, seharusnya kami diajak duduk bareng,” ujar I Gusti Putu Adnyana, salah seorang pedagang.

Melihat dari gambar perencanaan yang dipaparkan saat sosialisasi menurut Adnyana, sangatlah tidak seimbang, karena hanya mengedepankan sektor pariwisata.

Disamping itu menurutnya, ukuran kios yang hanya berukuran 2×3 meter sangat tidak layak. Mengingat pasar Umum Negara selama ini merupakan pasar semi grosir yang menampung barang-barang dari Jawa.

“Mau diapakan dengan ukuran kios seperti itu, sangatlah tidak memadai,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Paguyuban Pasar Negara, Putu Gede Eka Sasthujana. Menurutnya, sesuai aspirasi dari para pedagang tadi, pihaknya mengingatkan pemerintah bahwa unsur hidupnya pasar ada tiga, yakni bangunan, pedagang dan pembeli.

“Apa gunanya bila ada bangunan tetapi tidak ada penjual. Begitu juga pembeli tidak ada, fungsi pasar tidak ada,” tegasnya.

Karena itu revitalisasi bisa dilakukan menurutnya harus disesuaikan dengan keinginan pedagang. Terkait pengaturan temoat (tematik) dan posisi yang diatur, pedagang dengan tegas menolaknya.

“Lebih baik tidak diatur sesuai jenis dagangan, ini dampaknya juga akan mematikan sesama teman,” terangnya.

Demikian halnya dari segi disain, luas bangunan menurutnya juga terlalu kecil. Pedagang lebih setuju kalau dilakukan rehab bangunan yang sudah ada dan posisi dan luas pedagang seperti semula.

“Kami menolak gambarnya, (posisi) kembali seperti semula, sirkulasi sudah bagus sekali,” tegas Eka Sasthujana.

Sementara itu menanggapi adanya penolakan rencana revitalisasi Pasar Umum Negara, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyebut dalam berdiskusi ini adalah hal biasa.

Karena itu, masukan dari para pedagang akan menjadi perhatian serius. Pihaknya akan berkordinasi kembali dengan pemerintah pusat. Bupati Tamba berharap keinginan para pedagang bisa diakomodir.

Terkait bangunan lantai 2 menurut Bupati Tamba, itu karena pemerintah daerah menyiapkan ruang publik yang ukurannya sangat luas. Termasuk juga penyediaan damkar dari sudut ke sudut.

“Nah kalau rencana belum bisa diterima artinya bahwa ini adalah tugas kami bagaimana menyerap aspirasi dari masyarakat. Inikan masih tahap sosialisasi bukan finalisasi untuk itu kami akan diskusikan lagi dengan tim pusat,” tandas Tamba.

Untuk diketahui penolakan rencana revitalisasi Pasar Umum Negara oleh para pedagang tidak kali pertama ini saja terjadi. Di tahun 2016, pedagang juga pernah menolak wacana revitalisasi Pasar Umum Negara.(ded)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button