BeritaDaerahKeagamaan

Idul Fitri Wujudkan Hubungan Harmonis Demi Kedamaian Hakiki

Jbm.co.id-TABANAN | Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah sebagai bagian dari kebersamaan dan kerukunan umat.

Pasalnya, Idul Fitri yang jatuh pada 31 Maret 2025 hampir berbarengan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi 1 Caka 1947, 29 Mei 2025

Hal inilah makna keikhlasan sesungguhnya dalam menjalankan ibadah puasa bagi umat Muslim menyambut Lebaran 1 Syawal 1446/31 Maret 2025. Sementara itu, umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi 29-30 Maret 2025.

Advertisement

Hal inilah yang membuat nuansa toleransi antar umat beragama di Indonesia, khususnya Bali sangat kental dan kuat.

Menariknya, pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1 Syawal di Kampung Islam Candikuning ll, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan, dipusatkan di Masjid Besar Al-Hidayah. Bertindak selaku Imam Ustad Jamaluddin dan Khatib adalah Drs.H.Sujono.

Dalam uraian khotbahnya, H. Sujono menyampaikan pentingnya memperlakukan kedua orangtua sebaik mungkin, yang dimaknai orang tua sebagai simbol menuju jalan ke Surga.

Mengingat, orangtua telah mengandung selama 9 bulan penuh perjuangan, bahkan disaat melahirkan dia mempertaruhkan nyawa.

“Mari sayangi dan cintai mereka, sebab cinta dan kasih sayang orang tua tidak ada batasnya, karena setiap nyawa akan kembali kepadanya, jangan sampai orang tua kita dipanggil Allah SWT, kita belum sempat berbakti dan menyesal pada akhirnya,” paparnya.

Sisi hal yang menarik dari kampung Islam Candikuning Il, yaitu terletak diwilayah bebukitan, tepatnya berdampingan dengan Ulundanu Beratan.

Dengan masyarakat multi etnis, suku, agama dan budaya, Candikuning memperkuat adanya toleransi antar umat beragama turun temurun telah diwariskan oleh leluhurnya

Terlebih lagi, toleransi antara umat Muslim dengan Non-muslim/umat Hindu terjaga dengan baik, dalam melaksanakan kegiatan keagamaan, terutama menjaga keharmonisan, seperti tercantum pada Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hal inilah sebagai alasan masyarakat Indonesia selalu hidup rukun, dengan perbedaan suku, ras, agama dan budaya, yang menjadikan dasar kekuatan dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI.

Kembali dikatakan, pentingnya saling menghargai pendapat orang lain, lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kalau ada yang putus dalam komunikasi, mari kita perbaiki dan saling mengingatkan untuk kebaikan,” tutupnya. (ranu/red).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button