IDEP Gandeng Petani Bali Tanam 7.500 Pohon di Bali Antisipasi Krisis Air
Jbm.co.id-TABANAN | Yayasan IDEP Selaras Alam mengandeng kelompok petani lokal di Bali, khususnya Kabupaten Tabanan untuk melakukan penanaman pohon di Banjar Bugbugan Sari, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Rabu, 26 Juni 2024.
Hal tersebut dilakukan, untuk mengantisipasi krisis air, akibat perubahan iklim yang tidak menentu.
Senior Program Officer IDEP, Putu Bawa Usadi mengatakan, untuk menghindari krisis air yang mengancam Bali, Idep menggandeng petani lokal Bali menanam pohon di tahun 2024 dengan target 7.500 bibit pohon akan ditanam di seluruh Provinsi ini.
“Penanaman 7.500 bibit pohon ini sebagai upaya memitigasi krisis air tanah yang tengah dihadapi Bali akibat lonjakan pariwisata dan eksploitasi sumber daya air,” terangnya.
Penyampaian tersebut terungkap dalam acara reboisasi di Tabanan Orange Farm yang diselenggarakan Politeknik Negeri Bali (PNB), Management and Science University (MSU) Malaysia dan Yayasan IDEP Selaras Alam di Banjar Bugbugan Sari, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Dari target 7.500 bibit pohon yang akan di tanam di Provinsi Bali, Putu Bawa Usadi menjelaskan, dari bulan Januari hingga Juni 2024 sebanyak 2.685 bibit pohon telah di tanam. Sedangkan untuk target angka 7.500 bibit pohon tersebut pihaknya menyasar lokasi penanaman bibit pohon di 9 Kabupaten yang ada di Pulau Bali.
“2.500 bibit pohon pada bulan Maret di tanam di kawaan Munduk Buleleng, Bali. Untuk hari ini 200 bibit pohon di tanam di kawasan perkebunan milik kelompok taniĀ di Banjar Bugbugan Sari, Desa Senganan, Tabanan,” kata Putu Bawa.
Adapun konsep penanaman pohon itu sendiri berlatar belakang hutan pangan, dan jenis bibit pohon yang di tanaman, seperti bibit pohon durian Musang King dan bibit pohon Kopi Robusta.
Sementara itu, Guru Besar Bidang Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Bali, Prof.Dr.Ir. Lilik Sudiajeng, M. Erg., menambahkan, acara ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang menyasar peningkatan konservasi air dan kepedulian lingkungan di kalangan masyarakat Bali.
“Reboisasi ini dilakukan untuk memperkuat area tangkapan air yang penting bagi keseimbangan ekosistem air tanah dan keberlanjutan sumber daya air bersih di Bali,” tambahnya.
Menurut Prof Lilik Sudiajeng, lonjakan wisatawan internasional ke Bali yang kian meningkat sebesar 130 persen dari tahun 2010 hingga 2019 telah menekan sumber daya air setempat. Saat ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanya mampu memenuhi 40-50 persen kebutuhan air bersih, memaksa 50-60 persen masyarakat dan industri pariwisata untuk bergantung pada air tanah.
“Penelitian terbaru dari Politeknik Negeri Bali dan Yayasan IDEP Selaras Alam pada tahun 2018 menunjukkan bahwa air tanah di Bali menghadapi masalah kualitas serius, termasuk tanda-tanda intrusi air laut akibat eksploitasi berlebihan,” paparnya.
Guru Besar Bidang Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Bali, Prof.Dr.Ir. Lilik Sudiajeng juga menambahkan, dengan meningkatkan tutupan vegetasi di daerah tangkapan air utama, kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki penyerapan air hujan ke dalam tanah guna mengurangi laju penurunan air tanah.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas air tanah dan mendukung keanekaragaman hayati serta menjaga keseimbangan lingkungan setempat.
“Oleh karena itu, penanaman bibit pohon yang dipilih adalah kopi dan durian sebagai jenis bibit produksi dan konservasi,” pungkasnya.(red).