OJK Bali dan 30 Jurnalis Rasakan Sensasi WHOOSH Berkecepatan 350 Km per Jam, Kereta Tercepat Kedua di Dunia

Jbm.co.id-JAKARTA | Kereta Cepat WHOOSH atau Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat mampu menembus kecepatan operasional maksimal 385 km per jam, seperti di China. Namun, dengan pertimbangan keamanan, WHOOSH di Indonesia fix berkecepatan mencapai 350 km per jam, dengan rute Halim (Jakarta), Padalarang (Jawa Barat) hingga ke Tegalluar Summarecon.
Memang secara teknis, WHOOSH mampu berkecepatan 385 km per jam, namun demi faktor keselamatan dibatasi hanya berkecepatan 350 km per jam.
Untuk itu, WHOOSH di Indonesia dikatakan sebagai kereta tercepat kedua di dunia, dengan waktu bepergian masyarakat menjadi sangat efisien.
Biasanya, berkendaraan dengan jalan darat dari Jakarta ke Bandung membutuhkan waktu hingga 3 jam. Namun, dengan WHOOSH waktu tempuh dapat dipersingkat hanya 30 menit dengan jarak tempuh 142,3 km.
Demikian disampaikan Emir Monti selaku Manager Corporate Communication KCIC, saat memaparkan materi tentang WHOOSH kepada rombongan OJK Provinsi Bali dan 30 Awak Media Bali di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.

Menurutnya, gagasan Kereta Api Cepat ini dimulai, saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada 2015, yang kemudian melakukan Groundbreaking pada 2016 dan mulai pembangunan rel pada 2018 hingga mulai melakukan uji coba tidak berbayar, pada 15 September 2023.
Selama tiga bulan beroperasi, WHOOSH mampu mencatatkan 1 juta penumpang dan saat ini sudah mencapai 6,5 juta penumpang.
Bahkan, WHOOSH juga terkoneksi dengan beberapa Moda Transportasi lainnya, seperti LRT, Trans Jakarta, Commuter Line, DAMRI dan Kereta Api Cepat.
“Memang cukup banyak masyarakat yang menikmati layanan WHOOSH. Mereka juga terbantu dengan hadirnya WHOOSH. Saat ini, WHOOSH melayani penumpang dari stasiun Halim Jakarta ke Padalarang, Jawa Barat dengan jarak tempuh 142,3 km. Lalu, penumpang berpindah ke Feeder Kereta Api untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bandung hanya dalam waktu 19 menit,” dan terangnya.
Selain Jakarta-Bandung, pihak KCIC bakal mengembangkan rute-rute baru, seperti ke Surabaya.
“Khusus jalur Surabaya, KCIC masih melakukan kajian, semuanya masih dalam tahap pembahasan, yang menjadi kebijakan pemerintah dan KCIC akan menjadi pelaksana,” ungkapnya.
Terlebih lagi, KCIC mempunyai 11 rangkaian Kereta WHOOSH dengan 1 rangkaian terdiri dari 8 gerbong kereta yang panjangnya 200 meter dan mampu menampung 601 penumpang.
Uniknya, Kereta Cepat WHOOSH terdiri dari 3 Class, yang meliputi First Class, Business Class dan Premium Economy Class.
“Soal tarif, kami bedakan tiga jenis diantaranya tarif untuk First Class Rp 600.000, Business Class Rp 450.000 dan Premium Economic Class dengan tarif dinamis antara Rp 200.000 hingga Rp 350.000. Hingga kini, KCIC belum mengantongi keuntungan, karena ini adalah investasi jangka panjang, untuk Break Event Point (BEP) saja masih butuh waktu,” paparnya.
Menariknya, respons masyarakat sangat positif atas kehadiran Kereta Cepat WHOOSH. Bahkan, puluhan ribu masyarakat telah merasakan sensasi perjalanan menggunakan WHOOSH dari Jakarta ke Bandung maupun sebaliknya, termasuk rombongan OJK Provinsi Bali dan 30 Jurnalis Bali merasakan sensasi kecepatan WHOOSH dan dan bangga atas kehadiran Kereta Cepat WHOOSH.
Sebagai Pengelola WHOOSH, Manajemen Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) merupakan konsorsium perusahaan Indonesia dan China, dengan pihak Indonesia memiliki 60 persen mayoritas saham KCIC dan 40 persen sahamnya masih dimiliki China (Tiongkok).
“Dari 60 persen saham Indonesia di KCIC, struktur kepemilikan terdiri atas KAI 51,37 persen, WIKA 39,12 persen, PTPN VIII 8,30 persen serta Jasa Marga 1,21 persen. Sementara itu, 40 persen saham China dimiliki lima perusahaan meliputi CFJC, CREC, Sinadydra, CRRC, dan CRSC. Jumlah total investasi, tercatat 7,2 milyar dolar,” kata Emir Monti. (ace).