Pacitan,JBM.co.id-Kasus pembacokan yang berujung tragis di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, mungkin tak lepas dari kondisi kesehatan mental dari pelaku.
Menurut dokter senior di RSUD dr Darsono Pacitan, Johan Tri Putranto, gangguan kejiwaan bisa dipengaruhi oleh faktor genetika, yang mungkin dilatari riwayat serupa dalam keluarga pelaku.
“Gangguan mental seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi mayor memiliki komponen genetik. Sekitar 50 persen kasus gangguan jiwa diduga terkait faktor genetik,” ujarnya, Jum’at (26/9/2025).
Johan yang juga menjabat sebagai Kepala Tata Usaha, RSUD dr Darsono ini mengatakan, riwayat keluarga yang memiliki gangguan jiwa, berpotensi meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan serupa.
“Trauma, stres, konflik interpersonal, dan faktor sosial budaya juga berperan penting. Perubahan kimia otak, juga bisa mempengaruhi emosi dan perilaku. Pun kerusakan atau perubahan struktur otak juga memicu gangguan jiwa,” jelas mantan Kepala UPT Puskesmas Gondosari, Dinas Kesehatan Pacitan ini.
Lebih lanjut, Johan mengungkapkan, salah satu contoh gangguan mental yang terkait genetik seperti halnya Skizofrenia. Ini sebuah kondisi gangguan yang mempengaruhi cara berpikir, dan berperilaku.
Selain itu juga gangguan Bipolar, yaitu perubahan suasana hati drastis antara depresi dan mania. Juga depresi mayor, yaitu rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat pada aktivitas.
“Karena itu pentingnya pemahaman dan penanganan, evaluasi psikologi dan medis untuk menentukan penyebab dan penanganan.
Psikoterapi, obat-obatan, dan dukungan sosial bisa membantu pengelolaan gangguan mental,” tutur Johan.(Red/yun).
