UPMI Bali Fasilitasi Porsenijar PGRI Bali 2025, Made Suarta Sosialisasikan Prodi, Program SKSS, Kearifan Lokal Hingga Beasiswa Buat Anak Guru

Jbm.co.id-DENPASAR | Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali memfasilitasi kegiatan Pekan Olahraga, Seni, dan Pembelajaran (Porsenijar) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bali 2025 di Aula Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, Jumat, 3 Oktober 2025.
Porsenijar PGRI Bali 2025 berlangsung dua hari, pada Jumat-Sabtu, 3-4 Oktober 2025 dengan mengambil tema “Mewujudkan Guru Sehat, Kreatif, Sportif, Profesional, dan Berbudaya Menuju Indonesia Maju”, diikuti perwakilan guru dari Kabupaten/Kota se-Bali.
Mengingat, Porsenijar PGRI Bali merupakan wahana untuk membangun kebersamaan antar guru se-Bali dan juga mempererat ikatan persaudaraan ditengah keberagaman.

Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum., menyatakan UPMI Bali memfasilitasi kegiatan PGRI Bali, karena pada dasarnya terdapat satu PGRI.
Jika Perguruan Tinggi dinamakan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIX 2025 yang berlangsung di Madiun, Jawa Tengah, 19-27 September 2025.
Secara fisik, pihaknya tidak terlibat dalam hal kompetisi Porsenijar PGRI Bali yang pesertanya para guru se-Bali.
“Jika Porsenijar PGRI Bali itu kompetisi antar guru, maka Pomnas itu kompetisi antar mahasiswa Nasional. Itu sudah kemarin digelar di Madiun dan UPMI Bali sebagai Juara Umum Ketiga,” kata Rektor Made Suarta.
Meski demikian, Rektor Made Suarta mengucapkan terima kasih atas penggunaan Venue UPMI, baik olahraga maupun seni. Untuk itu, pihaknya tidak keberatan atas penggunaan Venue sesuai pilihan PGRI Bali.
“Jadi, keliatan di UPMI sejak pagi hari ramai sekali, karena ada seni sudah berlangsung di Auditorium dan Olahraga diatasnya berisi kompetisi tenis meja dan bulutangkis,” terangnya.
Selain itu, Rektor Made Suarta juga menyampaikan sosialisasi Program Studi (Prodi) yang ada di UPMI dan juga program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
“Kebetulan saya masuk Kelompok Ahli yang membidangi Satu Keluarga Satu Sarjana, kearifan lokal dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bali Unggul,” sebutnya.
Pada saat itu, Rektor Made Suarta menyampaikan dua hal penting, yaitu program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dan kearifan lokal yang juga disinggung terkait menjaga kebersihan lingkungan.
“Selama berada disini, kita jaga lingkungan secara bersama-sama. Kekuatan kita ada di kebersamaan, maka saya bilang tadi, buah delima buah markisa bersama kita pasti bisa. Beban kita menjadi ringan, apabila kita bersama-sama,” paparnya.
Mengenai Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) di UPMI Bali, lanjutnya, hingga saat ini, sudah mendapatkan mahasiswa sebanyak 19 orang dari kuota yang dipersiapkan 100 orang. Sementara, pendaftaran sudah ditutup per 30 September 2025.
“Tapi, bagi mahasiswa diluar itu, kami juga berikan kesempatan sampai pertengahan bulan Oktober 2025 mendatang,” urainya.
Tak hanya itu, pihaknya juga memperjuangkan kuota KIP yang tersisa, agar bisa bergabung sebagai mahasiswa UPMI.
Menariknya, pihaknya juga menyampaikan sosialisasi tiga hal tentang studi lanjut mendapatkan beasiswa, baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, yang namanya SKSS.
Tak kalah menariknya, UPMI Bali juga memberikan beasiswa khusus kepada anak guru melalui kuliah gratis selama empat tahun, dengan syarat sederhana menunjukkan Surat Keterangan dari pengurus PGRI Bali.
“Sepanjang anak guru kita akan berikan kemudahan, karena PGRI. Jadi, anggota PGRI itu siapapun dia wajib memahami kondisi masing-masing guru, kemudian jika mau, kita ajak kerjasama untuk bergabung anaknya disini. Kami siap untuk membantu hal itu,” tandasnya.
Untuk itu, pihaknya berharap calon mahasiswa sesegera mungkin bergabung dengan UPMI mumpung diberikan kesempatan tambahan.
Apalagi, kesempatan emas itu tidak datang dua kali, khususnya bagi tamatan SMA sekarang ini, karena program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) itu maksimal berumur 25 tahun. Sedangkan, untuk program KIP umurnya bisa dua tahun terakhir. Jika lewat kondisi itu tidak bisa mendapat beasiswa, dalam arti tetap bisa kuliah, tetapi tidak bisa mendapat beasiswa.
“Nah, khusus anak guru warga PGRI itu tidak membatasi umur. Bahkan, kalau guru belum sarjana mau melanjutkan kesitu juga bisa kita terima dan bergabung dengan kami akan mendapat perlakuan istimewa, yaitu beasiswa,” pungkasnya. (ace).