BadungBeritaDaerahEkonomiPemerintahan

Tekan Inflasi, Badung Gelar Pasar Murah Jelang Galungan dan Kuningan

Jbm.co.id-BADUNG | Sinergitas Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Badung dan Polres Badung menggelar Pasar Murah, menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Selatan Lapangan Puspem Badung, Selasa, 25 Juli 2023.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Badung Made Widiana mengatakan Pasar Murah diadakan selama 2 hari, yakni 25-26 Juli 2023 yang berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung dengan nama Badung Probo Tani.

Bahkan, pihaknya juga berkolaborasi dengan Polres Badung, untuk mengadakan kegiatan Pasar Murah supaya terlihat lebih ramai berkat dukungan dari semua pihak.

Advertisement

“Kami didukung oleh Ibu-Ibu Polwan Polres Badung, yang juga berpartisipasi untuk mempunyai produk-produk juga ikut dipasarkan dan juga disupport BPD Bali,” terangnya.

Lebih jauh, lanjutnya kegiatan Pasar Murah ini bertujuan, agar para pegawai dan masyarakat Badung mendapatkan sarana upacara jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran pada umumnya. “Kegiatan ini kita selalu adakan, menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,” ungkapnya.

Pada Pasar Murah ini beberapa komoditas yang lebih ditonjolkan adalah kebutuhan pokok untuk memenuhi Hari Raya Galungan dan Kuningan, seperti pisang, bunga dan kebutuhan jajanan khusus sesajen. Demikian pula, diakuinya buah jeruk Kintamani dan Salak Karangasem paling laku di pasaran.

“Nah, kebutuhan seperti itu yang ditonjolkan, sehingga Ibu-Ibu kita dan masyarakat yang ada di Puspem Badung bisa menikmati dan berbelanja di areal ini,” tambahnya.

Untuk menekan inflasi, pihaknya menggelar Operasi Pasar secara rutin setiap bulannya dengan berkeliling pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Badung. Sementara, inflasi di Bali sudah bisa ditekan hingga jauh berada dibawah inflasi nasional.

“Setiap kecamatan, kita adakan dua kali di dua desa itu bergilir setiap bulannya seperti itu. Kita rutin melaksanakan Operasi Pasar guna pengendalian inflasi,” paparnya.

Hasil pantauan di lapangan, Made Widiana menjelaskan harga kebutuhan pokok sangat meningkat, terutama harga telur lantaran kebutuhan pakan ternak masih menjadi regulasi pusat yang berimbas pada daerah, sehingga berpengaruh terhadap harga telur dan daging ayam.

“Oleh karena itu, kita di daerah tidak bisa bilang apa, karena harga telur disebabkan oleh harga pakan yang juga melambung tinggi. Secara otomatis juga hasil produksinya juga meningkat daripada penjualannya,” imbuhnya.

Bahkan, disebutkan harga telur di daerah bisa menembus Rp 65 ribu per kerat yang sebelumnya berada pada kisaran harga Rp 50 ribu per kerat.

“Ada harga telur kisaran Rp 60 ribu dan Rp 58 ribu per kerat, ini keliatan harganya bervariasi, tergantung dari besar kecilnya ukuran telur,” sebutnya.

Sementara itu, harga beras disebutkan paling stabil. Bahkan, Badung memiliki produk bernama Beras Badung yang disalurkan oleh Mangun Giri Sedana yang dijual dibawah harga pasar, yakni harganya Rp 12.600.

“Itu baru kita jual kepada para pegawai. Nah, ini baru bulan ke-4. Berasnya cukup enak sekali. Nanti, kedepannya akan merambah ke pasar umum, karena kami juga ada pada tim itu,” terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya menjual produk hasil pertanian lokal lantaran beras sebagai kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat.

“Kalau beras premium itu dijual Rp 13.000, ada yang Rp 13.700. Bahkan, yang medium sampai pada kisaran Rp 12.700 dan kita Beras Badung itu Rp 12.600. Itu harga beras paling stabil di Badung,” rincinya.

Sebelumnya, Pemkab Badung bersama Kapolres Badung mengunjungi Pasar Sempidi yang diperoleh hasil, bahwa harga beras paling stabil justru harga kebutuhan pokok untuk Hari Raya yang meningkat.

“Itu seperti pisang dan bunga harganya meningkat dan berdasarkan informasi dari Bulog, kebutuhan beras aman dan mencukupi hingga enam bulan kedepan,” tambahnya.

Terkait gas Elpiji 3 Kg yang terbilang langka di pasaran, Made Widiana terus menggencarkan program Operasi Pasar khusus gas Elpiji 3 Kg pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Badung.

Meski demikian, keberadaan gas Elpiji 3 Kg di Badung Utara masih terbilang aman. Namun, Badung Selatan yang sangat bermasalah untuk kebutuhan gas Elpiji 3 Kg.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pertamina Pemasaran Denpasar untuk mengatasi kelangkaan gas Elpiji 3 Kg yang terjadi hingga saat ini.

Seperti sebelumnya, Made Widiana menyebutkan faktor distribusi menjadi penyebab terjadinya kelangkaan gas Elpiji. Akibat pegawai libur berturut-turut dan pangkalan tidak buka, maka sangat berpengaruh terhadap distribusi gas Elpiji 3 Kg ke masyarakat Badung.

“Masyarakat yang perlu gas Elpiji 3 Kg itu khan selalu kekurangan, disana keliatannya, karena pasokannya dari sana,” pungkasnya.

Untuk itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan Pertamina dan terus menggencarkan Operasi Pasar setelah ditemukan benang merah penyebabnya.

“Operasi Pasar khusus masalah Gas Elpiji 3 Kg, kita gelar rutin 4 kali setiap bulannya. Ada 62 desa yang ada di Badung kita gilir supaya tidak menumpuk,” tutupnya. (ace).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button