Ogoh-Ogoh Amuk Sang Wananing Bhuta Raja Representasi Kerusakan Alam

Jbm.co.id-TABANAN | Sekaa Truna Tunas (STT) Mekar Banjar Meliling Kangin, Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan membuat Ogoh-Ogoh dengan mengangkat tema spesial, menjelang momen perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947 tahun 2025, Sabtu, 15 Maret 2025.
Pandangan kritis terhadap kerusakan alam dan hutan dituangkan, dalam bentuk karya seni raksasa sehingga terwujudlah Amuk Sang Wananing Bhuta Raja dan dilombakan pada Festival Ogoh-ogoh Singasana II Tahun 2025 yang digelar Pemerintah Kabupaten Tabanan.

Arsitek Ogoh-Ogoh Amuk Sang Wananing Bhuta Raja I Gede Widiantara menjelaskan, Ogoh-Ogoh yang dibuat oleh STT Mekar Banjar Meliling Kangin merupakan perwujudan dari penghuni hutan.
“Amuk Sang Wananing Bhuta Raja, terdiri dari tiga kata. Yakni, Amuk yang artinya amarah, Wana artinya hutan dan Bhuta Raja adalah pemimpin,” kata Widiantara.
Selain itu, Widiantara juga menyebutkan, Amuk Sang Wananing Bhuta Raja bisa diartikan amarah dari penguasa hutan karena kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.
“Apa yang kami buat dan ditampilkan ini bisa menjadi perenungan atau refleksi kerusakan hutan atau lingkungan karena ulah manusia,” terangnya.
Ogoh-Ogoh dengan karya seni garapan bali ini digarap selama tiga bulan. Widanantara menyebutkan tidak ada kesulitan dana proses pembuatan raksasa bermuka gajah ini.
“Tidak ada kendala dan bisa dikatakan prosesnya berjalan lancar,” ujarnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Meliling I Nyoman Sukarya merasa berbangga, karena kesekian kalinya Ogoh-Ogoh dari wilayahnya mengikuti lomba.
Untuk itu, Nyoman Sukarya berharap agar pemerintah bisa tetap memfasilitasi anak muda untuk tetap berkarya dalam menguatkan kreativitas, baik Seni, Budaya maupun tradisi warisan leluhur Bali.
“Ogoh-Ogoh ini merupakan salah satu ajang untuk menuangkan kreatifitas anak muda. Saya berharap kegiatan seperti Festival Singasana tetap selalu ada untuk menguatkan aktifitas seni serta edukasi budaya terhadap para yowana di Kabupaten Tabanan,” pungkasnya. (red/kyn).