Waspada Makan Lawar di Jembrana Ditemukan Suspek Meningitis, Dinas Kesehatan Respon Cepat
JEMBRANA, jarrakposbali.com ! Kasus suspek meningitis ternyata juga ditemukan di Kabupaten Jembrana. Tercatat di tahun ini ada lima orang warga terjangkit. Namun kelimanya telah dinyatakan sembuh.
Dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan Jembrana, kasus suspek Meningitis Streptococus Suis (MSS) ditemukan di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Di desa ini ditemukan ada lima warganya suspek meningitis. Mereka terjangkit karena diduga sebelumnya mengkonsumsi lawar.
“Kelima warga itu setelah makan lawar mengeluhkan sakit dan dari diagnosa hasilnya suspek meningitis,” terang Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Made Dwipayana dikonfirmasi, Rabu (19/4/2023)
Dirinya menduga, hal tersebut terjadi lantaran lawar yang mereka komsumsi belum matang. Namun demikian pada hewan yakni babi belum ditemukan virus Streptococus yang menjadi penyebab warga menderita suspek meningitis tersebut.
“Kelima warga itu sudah langsung mendapatkan penanganan dengan baik dan sudah dinyatakan sembuh,” ujarnya.
Terkait temuan kasus tersebut, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penelitian epidemiologi untuk mengetahui besaran kasus dan menentukan faktor risiko.
“Kami juga sudah mensosialisasikan ke warga terkait bahaya meningitis streptococus suis, faktor risiko dan cara pencegahannya,” imbuhnya.
Selain mensosialisasikan kepada warga terkait bahaya meningitis dan pencegahannya, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana terkait kesehatan hewan khususnya bab.
Untuk diketahui, penyakit meningitis ini disebabkan oleh bakteri pada hewan. Memakan lawar dengan bahan dasar daging babi masih mentah atau kurang matang sangat beresiko terkena penyakit ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Pemkab Jembrana I Wayan Sutama dikonfirmasi mengaku telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan hewan ternak.
Langkah-langkah antisipasi itu berupa edukasi kepada warga atau peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang serta memperhatikan kesehatan hewan ternak terutama babi.
“Kita juga menghimbau kepada warga jika ada ditemukan hewan ternak yang sakit agar melaporkan kepada kami, pasti kita lakukan langkah penanganan dengan pelayanan gratis saat jam kerja. Di luar jam kerja juga bisa dilakukan mandiri oleh dokter-dokter hewan yang ada,” tutupnya.(ded)