BeritaDaerahDenpasar

Selamat Jalan Sohibku Prof Wayan Ramanta 

Oleh Putu Suasta

Jbm.co.id-DENPASAR | Tadi pagi saya ditelpon oleh beberapa teman yang mengabarkan bahwa Prof Ramanta meninggal dunia. Berita itu tentu sangat mengejutkan karena begitu tiba-tiba.

Terakhir beberapa saat yang lalu saya bertemu dan ngobrol enak dengan Prof Ramanta di desa Kemetug Tabanan, di lereng Gunung Batukaru di markasnya sohib lawas saya, Dr Nyoman Cager.

Beliau tampak gesturnya sangat sehat, ceria, makan enak, ketawanya lepas, renyah .Yang hadir ada juga Demer, Artaya dan beberapa teman. Ceritra nostalgia ngalor ngidul tak berujung sampe stok cerita abis, makananpun sampai menipis. Tidak ada pertanda beliau sakit. Dan  akan mepamit PULANG ke sunialoka.

Advertisement

Ramanta mengatakan “Ucapan mempengaruhi pikiran, pikiran mempengaruhi perasaan, perasaan mempengaruhi tindakan, tindakan mempengaruhi kenyataan”. Jika memikirkan kebahagiaan, kita membuka pintu perasaan untuk energi positif, itulah bahan baku menjadi kebahagian hati nurani.

Seorang Wayan Ramanta adalah pribadi yang terbuka, hangat,ramahdan ,menyenangkan. Dia merupakan pribadi yang kalem, pendiam, teguh pendirian, cerdas, kritis, berpengetahuan lintas ilmu, berpandangan luas dan lintas disiplin.

Dia teman diskusi yang handal dan ampuh terutama urusan kebijakan keuangan, dia jagonya sampai titik koma. Dia sangat trampil menganalisa trend ekonomi mikro, makro dan arah kebijakan regional, serta tata kelola pemerintahan daerah.

Tanpa kita sadari, satu persatu sahabat kita mepamit PULANG, dikalahkan oleh sang waktu. Untuk itulah bila ada kesempatan mari kita  berdoa, mendoakan orang tua kita, sahabat kita, nengok teman kita yang sakit, menelpon membantu mereka, bila ada peluang kita langsung mepunia yang tentu dilakukan dengan tulus iklas dan kegembiraan.

Mereka yang kita cintai tidak akan pernah secara total meninggalkan kita, banyak hal-hal peristiwa, romantisme yang akan selalu hidup dan tidak terhapuskan oleh sang waktu, itulah Kenangan Hidup.

Alasan utama kesedihan kita adalah kemelekatan. Terkadang kita bahkan tidak menyadari betapa kuatnya keterikatan manusia pada seseorang atau pada hal tertentu bahkan pada sebuah benda.

Jika hari ini dunia adalah nyata, maka swarga loka hanyalah ceritra. Namun setelah kita tiada, dunia ini adalah ceritra, sedangkan swarga loka jadi nyata. Sang kematian itulah tempat yang paling dekat dengan diri kita, namun kita sering mengabaikannya.

Kalau sudah sampai WAKTUNYA, Bagaimanapun sakti- hebatnya  manusia, dia pasti tidak  kuasa melawan kehendak Takdir semesta.

Sekeras apapun kita tolak takdir, yang datang akan tetap datang. Sekuat apapun kita tahan, yang pergi akan tetap pergi. Sederhanakanlah cara kita dalam menyikapi takdir.

Walaupun Jabatan kita setinggi langit, Kaya maupun miskin, Tua-muda, keyakinan dan beragama apa saja, Semuanya akan berakhir di garis finish. Tidak bisa dihentikan, tidak bisa diperlambat. Tidak bisa dinegosiasikan, Tidak bisa ditunda dengan alasan apapun. Semuanya akan berakhir.

Di Alam Bumi ini, berlaku hukum alam kodrati yang baku dan terstruktur. TIDAK ADA YANG ABADI SEMUANYA PASTI AKAN BERLALU. Semua manusia dan semua  mahluk memiliki KARMA  dan Takdirnya sendiri. Karma tidak mungkin salah jalan.Kematian datang kapan saja tanpa menunggu pertanda ,tanpa menunggu waktu siap atau tidak siap.

SELAMAT JALAN  braderku Prof Ramanta, Tidak ada kata dan kalimat yg cukup sempurna untuk menggambarkan sedihnya perjalanan lintas waktu, karena begitu tiba tiba. Semoga perjalanmu PULANG ke Alam Sunialoka Alam Keabadian dilapangkan , dimudahkan. Dharma baktimu dalam rentang waktu sudah paripurna, dan bermanfaat untuk banyak orang. Anak didikmu sudah tersebar dan berbakti di seluruh pelosok.

Pesan terakhir ” Jangan jadikan  seseorang seperti lilin yang ketika gelap menerpa maka kau cari, namun ketika cahaya tiba maka kau lenyapkan. Tetaplah menjadi siang yang tak pernah membenci Malam”

Rarisan Bli Wayan Memargi .Kami semua sahabatmu mendoakan, semoga jiwamu  mendapat tempat yang layak dan terbaik di Swarga Loka.

Om Swarga ntu,moksantu, suryantu, murcantu, Om ksana sampurna ya namah swaha (red).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button