Jbm.co.id-DENPASAR | Tensi politik di Kota Denpasar Bali dan Atensi persaingan antar para Caleg Kontestan Politik tiap lima tahun sekali semakin meningkat, menjelang Pemilu 14 Pebruari 2024 mendatang, yang tinggal beberapa hari lagi.
Pasalnya, spanduk Calon DPRD Provinsi Bali dari Partai Perindo Nomor Urut 1 A.A. Gede Agung Aryawan, ST., dirusak oknum tidak bertanggung jawab.
“Spanduk itu yang beri slogan Berjuang untuk Setarakan UMP Bali dengan UMP DKI Jakarta Rp 5 Juta dirusak dan dan ada beberapa dicuri tangan jahil tidak bertanggung jawab,” tegas A A Gede Agung Aryawan, S.T., di kediamannya, Kamis, 8 Pebruari 2024.
Tak hanya itu, Tokoh Masyarakat yang sangat peduli dengan pendidikan dan masyarakat kecil merasa terzalimi dengan upah murah di Bali, yang hingga saat ini UMP Bali hanya Rp 2,8 juta.
Kondisi upah murah ini selalu dikritisi Gung De Aryawan, yang telah menjadi perjuangannya sudah cukup lama.
Apalagi, saat adanya Bantuan Dana Sosial BLT Rp 600 ribu untuk masyarakat yang mendapatkan gaji lebih rendah dari Rp 3, 5 Juta.
Hal tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang sangat tidak baik, dalam menjaga martabat manusia Bali yang sangat serius menjaga adat dan budaya Bali agar tetap lestari.
“Jadi, masyarakat Bali yang bekerja dengan gaji UMP Rp 2,8 juta terasa sebagai masyarakat yang dihargai murah, karena adanya Bantuan Sosial BLT untuk gaji Rp 3,5 juta kebawah. Bali sebagai daerah pariwisata internasional berbasis budaya justru jauh dibayar dengan upah sangat murah atau tidak layak,” kata Gung De Aryawan.
Mengingat, Bali sebagai daerah kunjungan wisata internasional hingga Kepala Negara Maju pernah datang ke Bali dalam acara KTT berakibat harga barang-barang kebutuhan dasar masyarakat sangat mahal.
Bahkan, lanjutnya harga kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, garam, telur hingga celana dalam, sampo, sabun mandi, sandal jepit dan lainnya dihargai sama. Bahkan, ada harganya lebih mahal dibandingkan Jakarta.
“Perjuangan politik sebagai Calon DPRD Bali untuk berjuang setarakan UMP Bali dengan UMP DKI Jakarta yang ditulis dalam spanduk banyak dirusak dan dicuri. Ini adalah fakta, jika banyak oknum yang takut jika masyarakat Bali sejahtera dengan upah layak untuk Ajeg-kan Adat Budaya Bali,” tutupnya. (red).