BeritaDaerahGianyarLingkungan Hidup

Soal Masalah Sampah, MPC Pemuda Pancasila Gianyar Sebut Refleksi Paling Tepat Saat Hari Sumpah Pemuda 2023

Jbm.co.id-GIANYAR | Tahun 2023 memang masih menyisakan lagi 2 bulan, yaitu November dan Desember, sebelum berakhir. Banyak pihak melakukan refleksi akhir tahun beberapa hari sebelum tahun tersebut usai. Biasanya di penghujung bulan Desember, ditandai dengan ramainya media sosial dengan tagar #refleksiakhirtahun.

Namun untuk Pemuda Pancasila, khususnya Majelis Pengurus Cabang Kabupaten Gianyar, refleksi paling tepat, yaitu di Hari Sumpah Pemuda, setiap tanggal 28 Oktober.

Pada tahun ini, yang disebut sebagai tahun politik, MPC PP Gianyar melakukan refleksi setahun ke belakang. Apa masalah terbesar bangsa ini? Apa peran pemuda menghadapi masalah tersebut? Apa harapan pemuda agar ke depan masalah yg sama tidak membebani?

Advertisement

“Saya membayangkan para pemuda yg pada tahun 1908 melakukan Sumpah Pemuda, mungkin agak menyesal tidak memasukkan ‘sampah’ ke dalam sumpahnya.”

Gus Yesa selaku Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Gianyar memulai refleksinya.

Sampah atau residu kegiatan manusia kerap diabaikan dan baru dianggap setelah menumpuk menjadi masalah, baik itu sampah residu individual, sampah domestik, hingga sampah masyarakat yang merupakan residu sosial.

Secara kasat mata, kita di Bali sedang menghadapi tumpukan masalah sampah dan kulminasinya dalam bencana kebakaran TPA di mana-mana, yang terbesar di TPA Suwung Denpasar.

Sudah lebih dari seminggu, permasalahan kebakaran sampah yg menggunung di TPA Suwung belum selesai. Hingga akhirnya otoritas di Bali mengeluarkan status KLB Kekeringan Ekstrem, akibat munculnya kebakaran baik di hutan maupun kebakaran di TPA dan juga sejumlah titik kekurangan air selama berbulan-bulan. Adalah fenomena El Nino yg menjadi pemicu bencana kekeringan tersebut.

Gus Yesa memandangnya sebagai kegagapan otoritas kebencanaan.

“Hal ini juga harus menjadi refleksi kita bersama, bahaya kekeringan akibat El Nino sudah diperingatkan oleh BMKG jauh hari. Namun, pihak otoritas kebencanaan, terutama di Bali masih gagap dalam respons terhadap peringatan dini dari BMKG tersebut,” tambahnya.

“Untung saja, kejadiannya selepas perhelatan global AIS. Bayangkan jika kebakaran tersebut terjadi saat G20 misalnya, jelek sekali nama Bali,” kembali diingatkan oleh Gus Yesa.

Banyaknya unsur pengurus MPC PP Gianyar yg merupakan aktivis lingkungan dan aksi kemanusiaan menjadi kekuatan yg digunakan oleh Gus Yesa sebagai Ketua MPC PP Gianyar, untuk melakukan “Rebranding” PP di Gianyar.

“Kita ikut serta dalam pembersihan pantai bersama Relawan World Cleanup Day. PP Gianyar juga ikut membangun kesadaran risiko dan mendukung budaya Pekan Mitigasi Gianyar 2023,” terangnya, sembari menjelaskan peran pemuda menghadapi tantangan kerusakan lingkungan akibat sampah, yang telah menjadi bencana.

Menurutnya, hal ini juga harus segera disikapi pemerintah pusat, terutama terkait mimpi generasi emas 2045.

“Jangan sampai ya, mimpi bonus demografi berubah menjadi bencana demografi, karena generasi mudanya kebanyakan menjadi sampah masyarakat,” tegas Gus Yesa.

“Apa perlu kami membuat Sumpah Sampah di Hari Sumpah Pemuda?,” tutupnya. (drafted @Rangga).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button