“Shiwa Sarabha”, Ogoh-Ogoh Banjar Angarkasih Sanur Berbahan Ramah Lingkungan
Denpasar, Jarrakposbali.com | Dalam menyambut Hari Hari Pengerupukan serangkaian Hari Suci Nyepi tahun baru Saka 1945 yang jatuh pada tanggal 22 Maret 3023 berbagai tema dan kreasi seni ogoh- ogoh dibuat oleh para pemuda di Bali.
Di samping membuat ogoh-ogoh,berbagai kreasi tabuh baleganjur lengkap dengan tata seni tarinya pun siap ditampilkan saat sore hingga malam Pengerupukan nanti.
Salah satu di antaranya yang menyita perhatian Jurnalis Jarrakposbali yaitu ogoh- ogoh pemuda Banjar Anggarkasih, Sanur, yang hanya terbuat dari bahan-bahan organik seperti kertas, bambu dan bahan lain yang ramah lingkungan. Menurut Sang Arsitek, Ida Bagus Kompiang Astawa,kreasi ogoh-ogoh karyanya mengusung judul Shiwa Sarabha, yaitu pertarungan Dewa Shiwa dalam wujud Singa berkepala burung bersayap.
“Dalam cerita ini Dewa Shiwa turun ke dunia dalam wujud Shiwa Sarabha untuk menyadarkan dan menyomia Dewa Wisnu yang lepas kontrol, tidak mau kembali ke Wisnu loka setelah berhasil mengalahkan Hiranyakasipu”.
Mengenai bahannya yang semua terbuat dari bahan-bahan organik, mantan Artist Melia Bali Sol, Nusa Dua ini mengaku memang dari dulu sudah menerapkannya. “Mengenai penggunaan bahan-bahan organik seperti anyaman bambu, kertas dan yang lain sudah dari dulu kami terapkan.Itu sebagai upaya penerapan aturan dari pemerintah. Tapi untuk tahun depan katanya sudah boleh memakai gabus karena sudah ada pengolahan gabus”, terang Tokoh Seni Banjar Anggarkasih ini.
Ditanya mengenai proses membuatannya,Ida Bagus Kompiang Astawa juga mengatakan bahwa ogoh-ogoh Shiwa Sarabha dibuat secara bersama-sama dengan para pemuda di bawah pengawasanya dengan menelan waktu sekitar satu bulan.
Ogoh-ogoh Shiwa Sarabha diikutsertakan dalam lomba ogoh-ogoh tingkat Kota Madya Denpasar dan pagi tadi, Kamis(9/3/2023) team penilai sudah datang melakukan penilaian. (Bratayasa/megga)