Sambut Hari Suci Nyepi, PHDI Bali Imbau Umat Hindu Teladani Catur Brata Penyepian
Denpasar, Jarrakposbali. com | Dalam menyambut rangkaian Hari Suci Nyepi tahun baru Saka 1945 yang jatuh pada Hari Rabu(22/3/2023) ini Umat Hindu di Indonesia sejak dini sudah melakukan berbagai persiapan.
Pihak Parisada Hindu Dharma Indonesia(PHDI) di masing-masing wilayah pun sudah mengeluarkan Surat Edaran(SE) mengenai tata cara dan tuntunan pelaksanaan upacara sesuai dengan situasi dan kondisi di wilayah setempat.
Demikian juga pihak Kementerian Agama RI Kanwil Provinsi Bali telah mengeluarkan imbauan tertanggal 02 Maret 2023 kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Bali serta Kepala Bidang Bimas/ Pembimas semua agama di Bali.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi, terlebih lagi saat itu bertepatan dengan hari pertama Umat Islam memasukin Bulan Ramadhan sehingga dalam melaksanakan Salat Tarawih cukup di rumah masing-masing, atau Musola terdekat yang bisa dijangkau berjalan kaki serta tidak menggunakan pengeras suara.
Masih dalam kaitannya dengan Hari Suci Nyepi, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, SH.menjelaskan bahwa Nyepi mengandung esensi pengendalian diri.
“Memang sesungguhnya Hari Raya Nyepi, atau lebih tepat disebut Hari Suci Nyepi mengandung esensi pengendalian diri yang dalam. Seluruh tahapan menyambut Hari Suci Nyepi mulai dari Pakiyisan (Melasti), Pangerupukan ( Tawur Agung), Panyepian hingga Ngembak Geni menjadi simbol bagaimana manusia mengendalikan diri ( mulat sarira) dari kegelapan menuju pencerahan.
Untuk itu, kami sebagai Majelis Umat Hindu mengimbau kepada Umat Hindu di Bali maupun di luar Bali agar tetap menjaga kekhusukan dan kesucian perayaan Nyepi dengan penuh kesadaran untuk menaati aturan yang ada, salah satunya meneladani Catur Brata Penyepian. Sehingga dengan begitu,melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi ini tidak sebatas serimonia semata, namun betul-betul terjadi peningkatan kualitas diri,”harap Ketua PHDI Bali yang selalu sigap melayani Umat ini.
Ditanya mengenai eksistensi dan kreatifitas pemuda dalam menyambut Hari Pangerupukan, Nyoman Kenak sangat mengapresiasinya.
“Belakangan ini seiring perkembangan zaman di saat Pengerupukan menjadi ruang kreatifitas Yowana (pemuda) kita di Bali. Mulai dari pembuatan ogoh-ogoh, menabuh dengan berbagai kreasi baleganjur yang dikolaborasikan tarian dan ide kreatifitas lainnya. Hal ini patut kita apresiasi.
Untuk itu, demi utuhnya nilai kreatifitas tersebut, mari kita jaga dengan menjauhkan diri dari potensi perselisihan yang bisa mengganggu keamanan serta meretakkan sendi-sendi persatuan.Di samping itu, saya imbau kepada para Yowana, jangan sampai momen Pangerupukan dan pengarakan ogoh-ogoh diselewengkan dengan mabuk-mabukan atau pun berprilaku negatif lainnya yang bisa menodai suasana hari raya kita yang patut suci kita,”tegasnya.
Diakhir perbincanganya,Ketua PHDI Bali ini juga menghaturkan Selamat Menyambut Hari Suci Nyepi serta melaksanakan Catur Brata Penyepian kepada semua Umat Hindu di mana pun berada. (megga/Bratayasa)