Putu Suasta Lakukan Perjalanan Spiritual ke Padmasana di Rishikesh, Simbol Persahabatan India-Bali
Jbm.co.id-INDIA | India merupakan pusat peradaban spiritual kuno. Budayawan Putu Suasta semakin mengagumi India, karena mampu menjadi magnet bagi penekun spiritual. Apalagi penataan Sungai Gangga semakin bersih, indah sehingga menumbuhkan kedamaian bagi para umat yang datang.
Pemujaan umat Hindu kepada Devi Gangga diharapkan memberikan vibrasi kepada dunia, puluhan ribu umat serempak melakukan pemujaan setiap harinya sepanjang tahun.
Putu Suasta banyak belajar dari India yang sudah lima kali keliling negara tersebut dalam kurun waktu 30 tahun lebih. Bahkan, tinggal di tempat-tempat suci bagi umat Hindu, yakni Punjab, Varanasi disebut juga Benares, Banaras, atau Benaras, atau Kashi atau Kasi, adalah kota suci agama Hindu di tepi sungai Ganga yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara.
Varanasi, bagi umat Hindu, adalah seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katolik. Ketika berada di India, Putu Suasta bergaul dengan para orang suci atau sadhu.
Pada kesempatan tersebut, Budayawan Putu Suasta melakukan perjalanan spiritual ke Padmasana di tepi Sungai Gangga, tepatnya Taman Paramarth Niketan Ashram, di depan Pohon Kalpataru Sungai Gangga, pada 7 Oktober 2023
Padmasana tersebut berada di Rishikesh, negara bagian India Uttarakhand dibawah Pegunungan Himalaya.
Disebutkan, Padmasana itu merupakan satu bangunan tempat suci bagi umat Hindu dari Bali untuk pemujaan Tuhan dengan manisfestasinya sebagai Dewa.
Di India, Padmasana telah dibangun
di Tepi Sungai Gangga mulai bulan November sampai rampung diresmikan atau di Bali disebut dipelaspas sekitar bulan April 2019.
Pemelaspasan Padmasana dipuput Ide Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba disaksikan istri dari Inisiator Ida Pedanda Gede Made Gunung, Sekretaris Jenderal WHP Guru Ketut Donder dan 16 Pedanda Lanang Istri yang hadir dari Bali. serta ribuan Bhakta dari seluruh dunia.
Gagasan pembangunan Padmasana itu membutuhkan waktu puluhan tahun. Sesuai penjelasan Ida Rsi Putra Manuaba (Indra Udayana) yang meraih Padma Shri Award dari Presiden India dan Ketut Ngastawa, bahwa Padmasana itu, material bangunan padmasana sendiri telah dikirim ke India, sejak Kepemimpinan Gubernur Bali Dewa Made Berata.
Namun, belum sempat dikerjakan. Bahkan beberapa kali dirapatkan rencana pembangunannya belum juga terlaksana.
Setelah kekompakan dan komunikasi Ida Rsi Putra Manuaba bersama Dubes RI untuk India Arto Reza Suryodipuro dan President World Hindu Parishad (WHP) Made Mangku Pastika yang juga Anggota DPD RI Dapil Bali dan Gubernur Bali dua periode 2008-2018 akhirnya Padmasana bisa dibangun di Rshikesh, India. Sekaligus dibangun pula di Padmasana Kalingga Bali di Odisha India.
Pendirian Padmasana dilakukan secara bersama-sama oleh Shantisena I Wayan Sari Dika dan I Ketut Gede Adi Saputra Reny Rahmawati ,Gita Ardiyanti ,Ni Wayan Amiyanti, Putri Ramuja Risma Herawati, dan tiga Tukang.
Menurutnya, pembangunan Padmasana Bali ini menjadi simbol kekayaan Hindu di Bali dan persahabatan Hindu Indonesia dengan India dan dunia.
Padmasana di Rshikesh, India banyak dikunjungi umat Hindu dari berbagai pelosok negeri, khususnya India. Oleh karena, Rshikesh dikenal sebagai pusat Yoga dan Meditasi dunia.
Dengan berdirinya Padmasana di Rshikesh, umat Hindu dari Bali dan Indonesia makin sering melakukan perjalanan spiritual ke tempat suci tersebut.
Padmasana sudah pernah dihadiri langsung oleh Mangku Pastika, Ketut Ngastawa, Ketua DPRD Badung Putu Parwata.
Sebelumnya, Pimpinan Paramarth NIKETAN Ashram, Swami Chidananda Saraswati Muni menilai tempat tersebut sebagai tempat yang sangat strategis untuk mengenalkan Padmasana Bali ini kepada ribuan Umat Hindu dunia yang hadir.
Tempat yang strategis, dimana ribuan Yatri selalu hadir untuk melaksanakan berbagai kegiatan spiritual dan Aarthi persembahan api suci kepada Ibu Gangga.
Eratnya hubungan kesejarahan India dengan Indonesia yang telah berlangsung lama. Tidak kurang dari IB.Oka Puniatmaja selaku Wakil Ketua Umum PHDI, penulis banyak buku Agama Hindu berpendapat bahwa Rsi Markandya adalah Nabi buat umat Hindu Indonesia.
Selain itu, ada pula tokoh-tokoh Bali yang lain yakni Nyoman S Pendit, IB Mantra, Ibu Gedong Oka, Prabhu Darmayasa. Bahkan hubungan Indonesia dan India dijembatani oleh Rabindranath Tagore dan DR SN Subha Rao.
Patut dibanggakan pula, PM Modi baru saja memberikan pujian kepada Serta memberikan apresiasi Budayawan dan Maestro Seni dari Bali Prof Dr I Wayan Dibia menerima anugerah penghargaan seni Padma Shri Award 2020.
Termasuk penerima Padma Shri Award 2020 Agus Indra Udayana (Ida Rsi Putra Manuaba) menginspirasi dunia lewat perjalanan hidupnya dalam menerapkan Gandhian Values in outside India.
Bahkan Membangun dan mengembangkan Daridranarayana Tuhan dalam wujud orang terpinggirkan dengan Dash to Diamond project-nya banyak anak muda dilahirkan sukses.
Lewat Program Indonesia India Sanggam membangun gerakan People to People Preserve our Heritage, Promoting our Culture and Conecting People membuat jembatan budaya lebih dari 25 tahun Indonesia India.
Ratusan anak Shantisena sudah dikirim belajar Ashram Gandhi Puri di India dan ribuan orang sudah diterima di Ashram Gandhi Puri dalam Vishrama Puri Volunteer Program-nya.
Tak hanya itu, India baru saja berhasil menjadi tuan rumah KTT G20 yang sekaligus memperkenalkan negara yang bernama Bharat. Bahkan negara itu dikenal juga dengan nama Aryavarta, Hindustan, Jambudweep.
Batas negara itu terbentang dari Sungai Kumbha di Kabul hingga Sungai Gangga di India dan dari lembah Kashmir hingga seberang Narmada.
Perubahan nama “India” menjadi “Bharat” bahkan dalam undangan yang dikirimkan kepada peserta G20, Presiden India Droupadi Murmu disebut sebagai “Presiden Bharat” dan bukan “Presiden India”.
Namun negara yang berpenduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa ini secara resmi dikenal dengan dua nama yaitu India dan Bharat.
Selain itu, nama lengkapnya Bharatawarsa sesuai teks-teks kuno di Indonesia.
Seharusnya, India bangga dengan nama itu sebab pada nama simbol-simbol kejayaan India melekat.
Dalam teks-teks Indonesia kuno seperti Kakawin Bharatayudha, Kidung Dyah Tantri telah menyebutkan nama Bharatawarsa.
Bahkan nama tersebut berkaitan erat dengan nama Nusantara yang merupakan nama kuno Indonesia yang asli.
Untuk itu, hubungan Indonesia dan India adalah hubungan keluarga dari zaman kuno. Pemimpin Indonesia di masa lalu adalah satu keluarga dengan pemimpin Bharata.
Hubungan keluarga itu terbangun kembali pasca kemerdekaan setelah dipecah belah penjajahan.
Tak mengherankan, Soekarno dan Patnaik misalnya membangun hubungan keluarga. Mata uang Indonesia dan India adalah sama, yaitu Rupee yang dieja Rupiah di Indonesia, dan dieja Rupi di India. (red).