BeritaDaerahDenpasarEkonomiLingkungan HidupPemerintahan

KPU Bali Usung Green Election Kurangi Baliho

Jbm.co.id-DENPASAR | Dalam proses Pemilu dan Pilkada 2024, KPU Provinsi Bali tetap mengusung Green Election dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.

Tak hanya itu, KPU Bali juga terus melakukan komunikasi dengan partai politik maupun pasangan Calon Kepala Daerah yang akan ditetapkan nantinya, pada 22 September 2024 untuk mengurangi adanya baliho, lantaran baliho sebagai Alat Peraga Kampanye (APK).

Hal tersebut disampaikan Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan dan Komisioner KPU Provinsi Bali Gede Jhon Dharmawan, saat dikonfirmasi awak media di Denpasar, Jumat, 12 Juli 2024.

Advertisement

“Kita coba mengajak mereka melakukan proses sosialisasi secara modern, yaitu dengan menggunakan media sosial dan melakukan proses pertemuan tatap muka langsung kepada masyarakat,” terangnya.

Hal tersebut dikarenakan disitulah pola sharing dan tukar menukar informasi serta uji program sekaligus uji visi misi yang dilakukan antar pasangan Calon Kepala Daerah itu sendiri dengan masyarakat.

“Terkait diterima atau tidak oleh Pimpinan Parpol, kita masih dalam proses setuju atau tidak setuju, tapi kita tetap berkewajiban menyampaikan hal itu kepada partai politik,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihak KPU Bali menganggap
pentingnya mengurangi penggunaan baliho, saat berbicara tentang lingkungan atau Green Election itu sendiri.

“Sampah plastik itu adalah barang yang susah didaur ulang, akan merusak tanah dan proses dia menjadi kembali ke komposit asalnya begitu lama,” tegasnya.

Kemudian, lanjutnya proses sosialisasi tidak efektif jika menggunakan baliho. Mengingat, pihaknya telah melakukan survey ke masyarakat, terutama pemilih pemula dan pemilih milenial.

“Yang mereka inginkan itu adalah bertemu langsung dan bertukar pikiran. Kami juga mengetahui provelling yang bersangkutan di media sosial,” tegasnya.

Hal tersebut dilakukan, agar pihaknya leluasa untuk melihat dan berkomunikasi dengan mereka, dengan hasil survey mencapai hampir 80 persen.

“Media sosial menjadi efektif mengetahui pasangan Calon itu sendiri. Jadi, itu rata-rata untuk media sosial. Nah, itu tergantung dari kategori umur,” tambahnya.

Jika pemilih pemula disebutkan gen Z ini mainnya di Instagram (Ig). Kemudian, generasi muda yang paling terakhir, yaitu gen Z ini mainnya di tiktok. “Saya kira semua platform bisa digunakan oleh pasangan Calon Kepala Daerah,” pungkasnya. (ace).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button