Kenapa Banyak Tamu Bule Biasa Naik Sepeda Motor Tanpa Helm Dan Melanggar Lalu- Lintas?
Mangupura,Jarrakposbali.com | Semakin menggeliat nya dunia pariwisata merupakan harapan sebagian besar masyarakat Bali setelah dilanda Pandemi.
Namun, di samping berbagai dampak positif yang disumbangkan oleh para wisatawan yang mulai ramai berdatangan ke Bali, sudah pasti juga disertai adanya dampak negatifnya.
Salah satunya yaitu adanya oknum tamu asing yang bikin ulah kurang baik bahkan cenderung melawan hukum normatif di negara kita, seperti berlalu- lintas tidak mengindahkan aturan.
Khusus dalam berlalu- lintas, belakangan ini banyak menjadi perbincangan hangat di media sosial, interaktif di stasiun radio dan juga obrolan para pelaku pariwisata dan pengguna jalan.
Hampir setiap hari ada saja orang asing yang mengendarai sepeda motor dengan urakan, tanpa menggunakan helm, telanjang dada, bahkan berbonceng dua orang dewasa.
Kejadian seperti di atas sering disaksikan langsung oleh Jurnalis Jarrakposbali di samping juga berhasil merangkum hasil wawancara dengan para sopir pariwisata, karyawan hotel dan tamu domestik.
Ibu Diyah, seorang wisatawan asal Jawa Tengah saat berlibur di Bali dan bersepeda keliling mengeluhkan ulah beberapa tamu Bule yang arogan mengendarai motor.
“Ya, Bli, saat saya bersepeda ke utara di Jl.Legian, saya dikagetkan oleh Bule yang mengendarai motor seenaknya main serobot, lagi pula tidak memakai helm dan telanjang dada. Koq mereka berani seenaknya begitu ya? Padahal mungkin kalau di negaranya mereka kan harus disiplin. Tidak cuma itu lho, Bli. Ada lagi Bule yang lain seperti itu, tapi tidak ada petugas yang menilangnya,”keluh Ibu Diyah yang mengaku kemana-mana pergi selalu ditemani sepeda lipatnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dewa Baliyasa, pelaku pariwisata di salah satu hotel di Kuta. Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat tamu asing terutama yang sudah tinggal lama di Bali berprilaku seperti.
“Ah, tidak usah heran dan jangan buru- buru menyalahkan para Tamu Bule yang tidak disiplin di jalan.Itu kayaknya berawal dari orang kita yang tidak disiplin.Dan tamu- tamu yang nyewa motor itu kan kebanyakan sudah tinggal lama di Bali. Mereka faham gimana perlalu-lintasan di sini.Gimana ketegasan petugas, di jalur mana saja biasanya ada petugas jaga dan apa yang mesti dilakukan saat hendak ditilang. Mungkin mereka sudah pelajari. Beda dengan di negaranya,”terang Dewa.
Sedangkan Nengah,seorang sopir pariwisata yang biasa menunggu antrean di sebuah hotel di Legian tamunya pernah mengeluh di dalam mobil.
“Waktu itu saya dapat antrean tamu tour, tapi baru keluar hari hotel sudah mulai macet. Menurut tamunya itu terjadi karena kurang disiplinnya pengguna jalan dan minimnya petugas yang mengatur lalu-lintas di jalur- jalur rawan macet. Memang saat itu para pengendara motor banyak yang seenaknya main serobot bahkan berkendara di atas trotoar, termasuk para tamu asing malah lebih beringas mengendarai motor.Tamunya bilang bahwa hal itu tidak bagus bagi pariwisata Bali. Dia bilang bisa kapok ke Bali, “terang Nengah asal Karangasem yang sudah puluhan tahun mengais rezeki di Kuta.
Sementara saat menemui pemilik Car And Motor Cycle Rental yang tidak mau dimuat namanya mengaku bahwa setiap tamu yang menyewa kendaraan sudah diberi penjelasan mengenai berbagai persyaratan.
“Saya sudah puluhan tahun menyewakan motor dan juga mobil ke tamu asing, astungkara sampai saat ini tidak pernah ada masalah. Setiap tamu yang menyewa kendaraan, misalnya menyewa motor, kami siapkan helm, STNK, wajib menunjukkan SIM dan berjanji siap mengikuti aturan lalu-lintas.Kendaraan yang kami serahkan pasti dalam keadaan lengkap dan lain jalan plus ada asuransinya. Terus kalau ada tamu yang tidak disiplin di jalan, itu kan hanya beberapa oknum saja. Dan yang model begitu kan mestinya polisi yang harus berani menindak tegas. Janganlah dibiarkan, “ucapnya.(megga)