Kembangkan Medical dan Wellness Tourism Bertaraf Internasional, WTN SUMMIT TIME 2023 Diapresiasi Kemenparekraf RI
Jbm.co.id-BADUNG | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sangat mengapresasi dan menyambut baik pelaksanaan Forum WTN SUMMIT TIME 2023, dikarenakan salah satu topik menarik tentang Health Tourism yang khusus membahas Medical dan Wealness Tourism yang notabene sebagai produk baru bagi Indonesia untuk dikembangkan kedepannya.
Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu disela-sela event WTN SUMMIT TIME 2023 di Renaissance Resort & Spa di Uluwatu, Bali, Sabtu, 30 September 2023.
“Potensi Indonesia untuk mengembangkan Medical maupun Wellness Tourism sangat besar,” kata Vinsensius Jemadu.
Disisi lain, Vinsensius Jemadu melihat selama bertahun-tahun, orang Indonesia untuk keperluan Medical dan Wellness malah datangnya ke Penang dan Kuala Lumpur Malaysia, yang notabene seharusnya Indonesia mampu untuk melakukan hal itu, lantaran Presiden Joko Widodo menciptakan dan membangun suatu Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK untuk Health Tourism di Sanur.
“Itu didesain khusus untuk Health Tourism dalam Medical maupun Wellness. Jadi, kita melihat, bahwa Bali ini tempat yang cocok dibangun Health Tourism, karena hal ini gabungan antara pariwisata dan kesehatan, yang juga merupakan trend global setelah pandemi Covid-19,” terangnya.
Vinsensius Jemadu juga menambahkan jika KEK di Sanur selesai dibangun, maka selain menikmati Medical dan Wellness hingga segala macam relaksasi atau Healing, wisatawan juga bisa menikmati obyek-obyek wisata atau Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada di Bali.
“Itu yang mau kita kembangkan dan progres saat ini sudah sekitar 70-80 persen. Mudah-mudahan bulan Pebruari tahun depan sudah selesai dan diresmikan,” paparnya.
Bahkan, pihaknya berbangga akan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus di Sanur yang menangani Medical dan Wellness Tourism berstandar internasional.
Terkait kendala, Vinsensius Jemadu memaparkan sejauh ini belum ada yang signifikan, namun tantangan tersendiri dari segi mempromosikan KEK tersebut lantaran minset orang Indonesia untuk keperluan Medical dan Health Tourism masih berada di negara Malaysia dan Singapura.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya mendapatkan kepercayaan dan keyakinan bahwa Indonesia juga bisa mengembangkan Health Tourism.
“Jadi, itu harus digencarkan promosi dan sosialisasi itu sangat penting. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata harus bergandengan tangan untuk terus mensosialisasikan hal ini,” sebutnya.
Terkait para dokter dan ahli kesehatan atau Narasumber yang akan didatangkan ke Bali, dikarenakan Indonesia belum terbiasa mengembangkan Health Tourism, Vinsensius Jemadu menegaskan Pemerintah Indonesia sendiri berusaha mencari solusi terbaik yang berkaitan dengan supply dan demand.
“Kalau demand semakin naik, itu kita juga harus siap dengan antisipasi dan menyambut baik, termasuk online serta kebijakan-kebijakan lainnya,” pungkasnya. (ace).