Harga Anjlok, Petani Cabai di Jembrana Menjerit karena Merugi
JEMBRANA, jarrakposbali.com ! Harga cabai di tingkat petani sejak sebulan belakangan ini menurun tajam. Kondisi tersebut membuat sejumlah petani cabai menjerit akibat merugi.
Seperti yang dialami oleh Dewa Komang Winaya, petani cabai asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Dia mengaku merugi akibat harga cabai di tingkat petani saat ini anjlok.
Menurutnya, sebelum hari raya Nyepi kemarin, harga cabai di tingkat petani mencapai antara Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu perkilonya.
Harga tersebut terus menurun hingga saat ini hanya terjual Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu perkilonya.
“Harganya sekarang hanya dua puluh ribu rupiah perkilonya. Kami jelas rugi, biaya produksinya saja tidak kembali,” ujarnya, Senin (3/4/2023).
Anjloknya harga cabai di tingkat petani menurutnya diduga lantaran hasil panen cabai di tingkat petani melimpah. Sementara permintaan pasar menurun.
Namun sejumlah petani juga menduga, anjloknya harga cabai di tingkat petani saat ini diduga akibat permainan para saudagar yang membeli hasil panen petani.
“Kami tidak tahu berapa sekarang harga cabai di pasaran, yang jelas harga di tingkat petani sangat murah, kami menduga ini permainan saudagar,” imbuhnya.
Terkait hal tersebut, sejumlah petani cabai di Jembrana meminta pihak Dinas Pertanian untuk segera turun mengambil langkah antisipasi sehingga petani cabai di Jembrana tidak terus merugi.(ded)