Jbm.co.id-DENPASAR | Perhelatan Pemilu Serentak tahun 2024 dijadikan momentum perhatian Partai Politik terhadap rakyat. Namun, banyak dijumpai politisi mengkhianati janji yang ketika terpilih tidak dilaksanakan.
Partai Demokrat menerapkan politik santun, yang tetap berkomitmen apa yang telah disepakati, maka harus dilaksanakan. Oleh karena itu, elit politik harus memberikan pendidikan politik serta contoh yang baik kepada masyarakat. Kalau elit politik sudah bersepakat, kemudian diingkari, apalagi berjanji dengan rakyat dipastikan 90 persen kesepakatan itu diingkari.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 di Kantor DPD Partai Demokrat Bali, Renon, Denpasar, 9 September 2023.
Mengingat, rakyat sudah cerdas dalam memetakan Partai Politik mana dan para Caleg yang berkomitmen selaras antara ucapan dan perbuatan. “Itu menjadi konsep Tri Kaya Parisudha yang mesti harus dilaksanakan,” paparnya.
Selain itu, para Caleg Demokrat juga telah menyepakati Pakta Integritas tentang etika politik yang baik dan politik santun sesuai dengan karakter dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Bahkan, Partai Demokrat diintruksikan untuk “Move On” yang diibaratkan menyetir mobil untuk terus maju kedepan. Untuk masa lalu, pihaknya menjadikan sebagai catatan sejarah perjalanan Partai Demokrat dan apapun yang terjadi sebagai pembelajaran sejarah yang tercatat untuk Demokrat lebih matang serta memiliki kapasitas guna meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sebagai simbol anak muda, Partai Demokrat menjadi garda terdepan untuk memberikan kesempatan kepada anak muda atau kelompok milenial. Dalam arti, tidak mesti mengejar orang berpengalaman, tetapi juga memberikan peluang yang sama bagi anak muda milenial dalam berpolitik. “Generasi milenial yang memiliki kapasitas, visi dan gagasan, hebat untuk membangun Indonesia kedepan,” paparnya.
Oleh karena itu, Made Mudarta berharap, semua Caleg Demokrat bekerja keras dengan menyampaikan politik santun, bahwa apa yang dijanjikan hal itu dilaksanakan.
“Jangan terlalu tinggi-tinggi, muluk-muluk harus realistis sesuai dengan kemampuan dan kapasitas APBD di daerahnya masing-masing. Kalau janji terlalu besar, itu buat rakyat tidak percaya, bisa jadi itu tipu-tipu dan bisa jadi tidak terpilih. Jadi, hal itu mesti realistis,” jelasnya.
Soal target perolehan kursi Partai Demokrat Bali, Made Mudarta menekankan target yang ditetapkan harus mengalami peningkatan, sesuai dengan hasil Kongres Partai Demokrat di Jakarta tahun 2020 dan Hasil Musda serta Muscab seluruh Bali.
Bahkan, pihaknya optimis dapat meraih target yang ditetapkan Partai Demokrat di Bali, minimal satu Fraksi dengan persentase 15 persen. “Kami yakin dan optimis seluruh Dapil di Bali bisa memenuhi target ini. Tentunya kami kerja keras dalam waktu masih lima bulan kedepan,” tambahnya.
Sebagai partai oposisi, lanjutnya peluang Partai Demokrat paling tinggi dan menjadi penentu kemenangan Calon Presiden 2024 berdasarkan hasil survei internal Partai Demokrat, yang artinya rakyat sudah semakin melek dan pintar dalam menentukan pilihannya. “Demokrat satu-satunya yang paling mungkin bisa memperjuangkan perubahan dan perbaikan,” imbuhnya.
Soal koalisi dan juga mengusung Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 disebutkan kewenangan Majelis Tinggi Partai Demokrat. Diakui tempo hari, Ketua DPD Partai Demokrat seluruh Indonesia memberikan masukan-masukan, yang kemudian diserahkan kepada DPP Majelis Tinggi untuk memutuskan pilihannya.
Dilihat hasil survei, memang opsi mengerucut menjadi dua Calon Presiden sekarang. Apakah bergabung ke koalisi PDI Perjuangan dengan Calon Presiden Ganjar Pranowo atau Partai Gerindra dengan koalisi partai lainnya yang mengusung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024.
“Ini sedang ditimbang ya. Tentu, catatan sejarah di masa lalu, bagaimana komitmen itu tetap menjadi catatan penting dalam rangka Majelis Tinggi untuk mengambil keputusan,” tegasnya.
Untuk Partai Demokrat Bali, Made Mudarta berpikir realistis, bahwa mayoritas menentukan pilihan kepada Ganjar Pranowo, setelah para Caleg bersosialisasi dan turun langsung ke masyarakat.
“Hal ini memang sudah kami sampaikan dan dicatat oleh DPP dan Ketua Umum begitu juga akan disampaikan dalam Forum Rapat Majelis Tinggi dalam rangka menentukan arah Partai Demokrat berlabuh,” tambahnya.
Terlebih lagi, posisi dua Capres ini antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto berada dalam kondisi berimbang, sehingga Demokrat menjadi faktor penentu kemenangan Capres 2024.
“Kalau Demokrat swing ke Merah otomatis Ganjar yang menang. Kalau Demokrat swing ke Gerindra, Prabowo menang. Jadi, Demokrat penentu. Memang kejadian kemarin itu adalah kejadian kehendak alam semesta, yang patut disyukuri dan berkah dari Tuhan. Semoga kemana Demokrat itulah Presiden yang akan terpilih,” pungkasnya. (ace).