BeritaBreaking NewsDaerahHukum

Kasus David Buka Kotak Pandora Penyakit Sosial Masyarakat

Jbm.co.id-JAKARTA | Ibarat casus-belli dari sebuah perang, demikianlah penganiayaan David oleh Mario telah merembet kemana-mana. Peristiwa yang viral dan menghebohkan publik tanah air tersebut menggelinding dan menerjang tanpa ampun siapapun dan apapun yang berada di jalur lintasannya.

Pada akhirnya, gelindingan peristiwa tersebut sampai pada dan membuka kotak pandora yang berisikan jejak perilaku pamer dan hedon, hingga jejak pundi-pundi tertutup kekayaan dari sejumlah oknum pejabat.

“Peristiwa ini menjadi momentum yang baik untuk melakukan bersih-bersih. Momentum ini hendaknya terus dipelihara, dirawat dan digelindingkan sehingga membuka semakin banyak kotak pandora yang berisikan tabir penyakit sosial masyarakat,” kata Waketum SOKSI, Valentino Barus, di Jakarta, 11 Maret 2023.

Pernyataan Valentino tersebut mengacu pada pemikiran yang mencuat dalam Dialog Kebangsaan yang dipandu Dr. Illiyas Indra di Aula Gus Dur Tebet, pada Rabu lalu.

Pada dialog bertajuk “Polemik Pasca Kasus Pemukulan Putra Pengurus Ansor Berdampak pada Pemeriksaan Aset Pejabat Negara”, menyeruak pandangan bahwa penganiayaan David, putra pengurus Ansor merupakan fenomena gunung es berbagai penyakit sosial yang sedang menjangkiti masyarakat.

Karena itu, momentum ini hendaknya dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin elemen masyarakat bangsa untuk menggalang energi besar guna mengadakan koreksi dan reparasi kondisi masyarakat.

Hadir pada dialog tersebut, Tokoh dan Kader berbagai Organisasi Kemasyarakatan, diantaranya SOKSI bersama Fokusmaker, Wirakarya Indonesia dan LKBH kader NU utamanya, dari Ansor, Pemuda Pancasila, HMI, dan KNPI. Dialog Kebangsaan ini dipandu oleh Dr. illiyas Ilham dengan 3 pembicara.

Mereka adalah Ir. Ali Wongso selaku Ketua Umum Depinas SOKSI, Dr. Amsori Ahmad, MH selaku Kabid Hukum dan Advokasi PP Pagar Nusa PBNU, dan HM Nabil sebagai Ketua Umum Yayasan Islam Attahiriyah.

Peserta dan pembicara mencoba memaparkan potret buram permasalahan, khususnya karakter dan moral masyarakat. Beberapa peserta dialog, diantaranya Fatir, Ella, Dodi dan Rico Heriyanto menyampaikan keprihatinan mereka terhadap kuatnya cengkraman budaya hedonisme, individualisme dan materialisme yang mendera, sehingga orang cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuannya.

Sementara itu, Valentino Barus melihat minimnya upaya pembentukan mental dan karakter sejak usia dini di keluarga juga diperparah dengan hilangnya Pendidikan Budi Pekerti dan Pendidikan Moral Pancasila di sekolah sebagai salah satu penyebab perilaku hedon tersebut tumbuh subur.

Secara umum peserta dialog berpendapat, bahwa penyakit sosial dan kondisi koruptif masyarakat ini, hanya bisa diperbaiki dengan political will dan effort yang kuat dan konsisten, disiplin dan tegas. Mengemuka juga pendapat perlunya transparasi, pelaporan harta kekayaan, serta pembuktian terbalik untuk dapat menjerat para koruptor yang telah menggerogoti duit rakyat.

Ali Wongso pada kesempatan itu mengatakan, bahwa penanganan penyakit sosial yang tengah mendera masyarakat kita membutuhkan sinergitas dan kekompakan kekuatan masyarakat sehingga menjadi energi besar. Untuk itu “… SOKSI mengajak elemen kekuatan masyarakat bangsa yang peduli, seperti NU, Muhammadiyah dan elemen masyarakat lainnya untuk bergandengan tangan berkontribusi maksimal demi perbaikan kondisi masyarakat,” kata Ketua Umum Depinas SOKSI itu.

Amsori Ahmad menyoroti betapa perilaku tak lazim yang keluar dari nilai-nilai moral sungguh telah marak di tengah masyarakat, khususnya generasi muda kita. “… bisa dibayangkan apabila kasus ini dialami seorang yang bukan David yang adalah anak seorang tokoh Ansor. Mungkin akan segera lenyap atau bahkan luput dari pantauan viral masyarakat,” kata aktivis hukum alumni India ini.

“Ayooo, kita kawal penegakan hukum penganiayaan David hingga tuntas…,” ajak Amsori.

Sementara itu, HM Nabil menekankan perlunya masyarakat, khususnya generasi muda untuk terus menjaga dan memelihara kepekaan dan semangat untuk menjaga kondisi masyarakat dari berbagai penyakit sosial. “…tempat kita berdialog ini di resmikan oleh Gus Dur, karena itu namanya Aula Gus Dur. Semoga dari sini semangat perbaikan berbagai penyakit sosial masyarakat terus digaungkan, sebagai mana halnya yang digagas SOKSI,” katanya. (red).

Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button